TEMPO.CO, Tripoli – Aktivis hak asasi manusia Libya, Salwa Bugaighis, tewas ditembak orang-orang tak dikenal di rumahnya di Benghazi. “Beberapa pria tidak dikenal mengenakan seragam militer menyerang Bugaighis di rumahnya dan menembaki dia,” kata seorang aparat keamanan, Rabu, 25 Juni 2014.
Juru bicara di klinik Benghazi mengatakan Bugaighis ditembak beberapa kali dan dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis. Tak lama kemudian, dia meninggal dunia. Suaminya, yang sedang di rumah saat kejadian, kini menghilang. “Kami kehilangan kontak dengannya,” kata salah seorang anggota keluarga. Petugas keamanan rumah Bugaighis juga tertembak, tapi lukanya tidak berbahaya.
Bugaighis adalah seorang pengacara. Perempuan ini berperan aktif dalam revolusi Libya yang menggulingkan Moamar Khadafi pada 2011. Dia juga merupakan mantan anggota Dewan Transisi Nasional--sayap politik pemberontak. Bugaighis pernah dua kali menjadi Wakil Presiden Komite Persiapan Dialog Nasional di Libya.
Duta Besar Amerika Serikat untuk Libya, Deborah Jones, mengaku sangat sedih mendengar kabar tersebut. Lewat akun Twitter-nya, dia mengutuk, “Tindakan pengecut, hina, dan memalukan terhadap wanita pemberani dan patriot Libya sejati.”
Pada hari penembakan sebelumnya, Bugaighis tampak memberikan suara dalam pemilihan umum Libya. Dia mempublikasikan foto dirinya di tempat pemungutan suara di laman Facebook-nya.
Sejak revolusi 2011, di daerah timur, khususnya kota terbesar kedua di Libia, Benghazi, dikuasai pejuang bersenjata. Serangan dan pembunuhan terhadap tokoh militer, polisi, dan hakim kerap terjadi.
AL JAZEERA | NATALIA SANTI
Berita Terpopuler:
Ditawari Perlindungan Saksi, Wiranto Hanya Tertawa
Saran Ahok buat Risma Soal Penutupan Dolly
Tiang Monorel di Jakarta Dibongkar
Mei 2014, Bumi Capai Suhu Terpanas
Akun @ASEAN Diretas?