TEMPO.CO, Seoul - Presiden Korea Selatan Park Geun-hye menarik keputusannya menyetujui pengunduran diri perdana menterinya, Chung Hong-won, dan telah meminta dia untuk tetap melanjutkan tugas. Permintaan ini dilakukan setelah dua calon pengganti perdana menterinya mundur dari bursa kandidat karena banyaknya pertanyaan terhadap perilaku masa lalu mereka.
Chung Hong-won, April lalu, telah mengajukan pengunduran dirinya sebagai Perdana Menteri Korea Selatan karena merasa bertanggung jawab atas kecelakaan feri Sewol yang merenggut banyak korban. Chung memutuskan untuk mengundurkan diri setelah menerima banyak kemarahan dari masyarakat Korsel terkait dengan lambannya gerak pemerintah dalam upaya evakuasi.
Pejabat senior Yoon Doo-hyun mengatakan Park sekarang telah menolak pengunduran diri Chung dan memintanya tetap tinggal untuk melanjutkan pekerjaannya. (Baca: Presiden Korsel: Saya Tak Tahu Cara Minta Maaf)
Pengumuman ini terjadi dua hari setelah Park mendapat kecaman atas pernyataan pro-Jepang yang dibuatnya, sehingga publik melihat hal ini sebagai dugaan penyimpangan etika.
Namun keputusan Park untuk mempertahankan Chung, yang sudah lebih dulu mengundurkan diri sejak dua bulan lalu, dianggap sebagai respons cacat pemerintah terhadap tragedi feri Sewol. Keputusan tersebut meningkatkan kekhawatiran tentang kemampuan Park dalam memimpin dan mendorong reformasi.
"Kenyataannya, perdana menteri yang telah mengundurkan diri dan sekarang tetap diminta tinggal justru menyulitkan kita untuk melihat bagaimana dia bisa memenuhi janji-janjinya," kata Rhee Jong-hoon, pengamat politik yang mengepalai IGM Consulting, seperti dilansir Reuters, Kamis, 26 Juni 2014.
Dukungan publik terhadap Presiden Park mengalami penurunan tajam sejak tragedi feri Sewol pada 16 April lalu, yang menewaskan lebih dari 300 orang--kebanyakan siswa sekolah. Jajak pendapat terbaru menunjukkan peringkat dukungan publik terhadap Park turun 20 persen. (Baca: Kapten dan 15 Kru Kapal Korea Selatan Diadili)
Pemerintahan Park dikritik karena lambannya penanganan terhadap tragedi tersebut dan tidak kompetennya operasi penyelamatan. Padahal dia telah berjanji melakukan reformasi dalam memperbaiki birokrasi dan korupsi yang menyebabkan tragedi itu.
THE GUARDIAN | REUTERS | ROSALINA
Berita Terpopuler:
Ditawari Perlindungan Saksi, Wiranto Hanya Tertawa
Saran Ahok buat Risma Soal Penutupan Dolly
Tiang Monorel di Jakarta Dibongkar
Mei 2014, Bumi Capai Suhu Terpanas
Akun @ASEAN Diretas?