TEMPO.CO, Madrid – Pangeran Felipe tidak lagi bergelar pangeran sejak Rabu tengah malam, 18 Juni 2014. Ia kini telah resmi naik tahta dan menjadi Raja Spanyol, menggantikan ayahnya, Juan Carlos, yang mengundurkan diri pada 2 Juni lalu. (Baca: Sebab Raja Spanyol Turun Takhta)
Dan pada Kamis, 19 Juni 2014, Raja Felipe VI resmi menyatakan diri sebagai raja di hadapan rakyat Spanyol. Dengan diapit keluarga dan parlemen Spanyol sebelumnya, Raja Felipe tampak gagah dengan seragam militer yang dikenakannya.
“Kita memiliki sebuah negara yang besar. Kita adalah bangsa yang besar, mari kita percayai itu,” katanya di hadapan parlemen yang juga disaksikan oleh jutaan warga Spanyol lewat siaran televisi nasional, seperti dikutip laman CNN.
Dalam sambutannya sebagai raja baru, Raja Felipe berjanji akan mengubah monarki untuk era yang baru. Tak hanya itu, ia juga berjanji akan menegakkan konstitusi seraya menyatakan hormatnya kepada DPR dan bangsa.
Di antara ketiga putra Juan Carlos, Felipe memang yang paling populer dan mendapat banyak dukungan positif rakyat. Bahkan dalam jajak pendapat Januari lalu, saat Felipe merayakan ulang tahun ke-46, popularitasnya mengungguli sang ayah. (Baca: Inilah Calon Raja Baru Spanyol)
Memang, citra keluarga kerajaan tercoreng ketika Juan Carlos pada tahun 2012 melakukan perjalanan safari untuk berburu gajah di Botswana. Skandal lain mengikuti kemudian, ketika putri bungsu Juan Carlos, Putri Cristina, tahun ini bersaksi dalam kasus penipuan dan pencucian uang yang menyeret suaminya, Inaki Urdangarin.
Sementara itu, sebagai penobatannya, tidak akan ada perjamuan mewah bagi sang raja. Selain tak ada perjamuan mewah seperti penobatan raja sebelumnya, tamu asing yang hadir juga terbatas. Selain itu, upacara mewah atau parade megah juga ditiadakan. Hal ini dilakukan sebagai penghematan. (Baca: Raja Spanyol Dinobatkan tanpa Perjamuan)
ANINGTIAS JATMIKA | CNN
Terpopuler
Bocah Ini Dipaksa Ibunya Jadi PSK Sepulang Sekolah
Kapal TKI Karam, 9 Orang Tewas dan 27 Hilang
Irak Minta Amerika Gempur Pemberontak ISIL