TEMPO.CO, Washington - Seorang militan Libya yang dicurigai menjadi otak dalam serangan ke Konsulat Amerika Serikat di Benghazi, Libya, tertangkap. Pengumuman Pentagon ini menandai pertama kalinya AS menangkap salah satu dari pelaku tindak kekerasan yang menewaskan Duta Besar Christopher Stevens itu.
Para pejabat AS mengatakan Ahmed Abu Khattala, seorang pemimpin senior dari kelompok garis keras Ansar al-Sharia di Libya, akan diadili di pengadilan AS. Dia saat ini ditahan di sebuah lokasi yang dirahasiakan di negara itu.
Tahun lalu, AS mengajukan dakwaan terhadap Khattala dan sejumlah orang lain dalam sidang in absentia di Pengadilan Distrik AS di Washington. Namun, sejak itu tidak ada yang ditangkap terkait serangan yang terjadi pasa September 2012 itu.
Serangan di Kedutaan AS di Benghazi menjadi sandungan bagi karir politik Hillary Clinton, yang saat itu menjabat sebagai menteri luar negeri. Kementerian yang dipimpinnya dituding lamban melakukan antisipasi.
Insiden pembakaran kantor konsulat bermula saat terjadi aksi unjuk rasa anti-AS di kota itu. Demo berubah menjadi aksi anarkis ketika sekelompok militan membakar misi diplomatik AS di Benghazi, yang selain menewaskan duta besarnya juga tiga warga AS lainnya.
Berbulan-bulan sejak insiden itu Pemerintahan Obama mendapat kecaman intens dari Partai Republik karena tidak dapat menangkap mereka yang bertanggung jawab atas serangan itu.
AP | INDAH P.