TEMPO.CO, Hong Kong – Rumah sakit yang dikelola badan kemanusiaan internasional Dokter Lintas Batas, Médecins Sans Frontières (MSF) yang terletak di Desa Farandalla, Kordofan Selatan, dihancurkan serangan Angkatan Udara Sudan, Senin, 16 Juli 2014.
“Tindakan ini mengakibatkan penduduk sipil tidak bisa mendapatkan layanan medis yang sangat penting,” demikian pernyataan MSF, yang diterima Tempo, Selasa, 17 Juli 2014..
Saat serangan bom menghantam Desa Farandalla, dua di antaranya menghantam RS MSF. Enam orang terluka, salah satunya staf MSF.
”Kami terpukul melihat fasilitas medis dibom, terlebih lagi ini adalah bangunan yang jelas-jelas ditandai dengan sebuah bendera dan tanda palang di atap,” kata Kepala Misi MSF Brian Moller. ”Sebelumnya, kami juga sudah mengomunikasikan posisi RS ini kepada para pihak berwenang di Khartoum.”
Staf RS mengevakuasi pasien di sekitar RS pada saat serangan terjadi. Pekerja medis kembali untuk merawat orang-orang yang terluka akibat serangan di desa tersebut.
MSF menyerukan pentingnya menghormati pasien, staf, dan fasilitas medis di Kordofan Selatan. Beberapa fasilitas medis lainnya di Kordofan Selatan telah dibom dalam beberapa minggu terakhir.
Bom telah menghancurkan sebuah ruang gawat darurat, ruang untuk membalut luka-luka, ruang farmasi, dan dapur RS. ”Kehancuran di RS Farandalla sangat besar, namun MSF akan terus bekerja di sana,” ujar Moller.
Fasilitas MSF, yang dilengkapi dengan bangsal rawat jalan dan rawat inap, mulai beroperasi pada tahun 2012. Hampir 65.000 konsultasi telah ditangani, dan 2.300 dirawat inap. MSF adalah salah satu dari sedikit penyedia layanan kesehatan di Kordofan Selatan. Selain fasilitas kesehatan di Farandalla, MSF mendukung lima pusat kesehatan lainnya di daerah itu.
NATALIA SANTI