TEMPO.CO, Kabul – Sebanyak sebelas orang, termasuk petugas pemilu, tewas di Afganistan ketika sebuah bom pinggir jalan yang menargetkan bus yang mengangkut mereka meledak pada Sabtu malam, 14 Juni 2014, saat pemungutan suara pemilu putaran kedua ditutup.
“Tiga pekerja Komisi Independen Pemilu (IEC) dan dua pengamat dari tim capres Abdullah Abdullah berada di antara para korban,” kata Khairullah Anosh, Gubernur Provinsi Samangan, kepada Reuters, Ahad, 15 Juni 2014.
Menurut data Reuters, kematian sebelas orang ini menambah korban pemilu menjadi 31 orang. Sebelas di antara mereka bahkan dipotong jarinya oleh Taliban sebagai hukuman karena telah memberikan suara. Jari yang dipotong ini adalah jari yang dicelup ke tinta sebagai tanda telah memberikan suara. (Baca: Jelang Pilpres, Bandara Kabul Dihujani Roket)
Lebih dari 7 juta warga Afganistan memberikan suara mereka dalam pilpres putaran kedua pada Sabtu kemarin. Pemilihan ini akan menentukan apakah mantan Menteri Luar Negeri Abdullah Abdullah atau mantan ekonom Bank Dunia Ashraf Ghani Ahmadzai yang akan menggantikan Presiden Hamid Karzai.
ANINGTIAS JATMIKA | REUTERS
Terpopuler
Manning: Sejak Awal Publik Dibohongi soal Irak
Pria Ini Menelan Blackberry
Penulis Buku MH370: Pesawat Sengaja Dilenyapkan