TEMPO.CO, Bagdad - Kedutaan Besar Amerika Serikat di Bagdad berencana untuk sementara mengevakuasi sejumlah besar personelnya guna mengantisipasi meningkatnya serangan militan. Staf yang dievakuasi--mereka menyebutnya direlokasi-- akan diterbangkan ke Amman, Yordania, di mana mereka akan melanjutkan pekerjaan kedutaan di sana, kata pernyataan Kementerian Luar Negeri AS. Lainnya akan bergeser dari Bagdad ke konsulat di Erbil, di wilayah Kurdi di utara, dan di Basra, di selatan, yang tidak di bawah ancaman kelompok militan.
Kantor kedutaan yang terletak di tepi Sungai Tigris berada di dalam Zona Hijau yang dijaga ketat, di mana gedung-gedung pemerintah Irak juga berlokasi. Kedutaan ini memiliki jumlah staf terbanyak dari Kedutaan AS di seluruh dunia.
Meskipun mengevakuasi staf, jumlahnya sekitar 5.500 orang, mereka menjamin layanan kedutaan tetap akan dibuka. Juru bicara Kementerian, Jen Psaki, memastikan akan ada anggota staf yang akan tinggal di Bagdad.
Sebelumnya, warga AS di Irak, khususnya kontraktor yang melatih militer Irak pada sistem senjata yang dibeli dari AS, telah dievakuasi dari negara tersebut. "Personel keamanan akan ditambahkan di Kedutaan AS di Bagdad," kata pernyataan itu.
Pekan lalu, dengan gerakan yang cepat, militan menguasai Mosul, kota terbesar kedua di Irak, dan kemudian pindah ke selatan dan menguasai kota-kota lainnya. Mereka bersumpah untuk secepatnya menguasai Bagdad. Namun, selama akhir pekan lalu, kemajuan militan tampaknya melambat. Di Bagdad relawan berbondong-bondong untuk bergabung dengan milisi yang dibentuk untuk mempertahankan ibu kota.
Dalam menanggapi krisis, Presiden Obama mengatakan dia sedang menimbang berbagai tindakan untuk membantu pemerintah Irak, termasuk serangan udara atau bantuan militer lainnya. Awal tahun ini, ketika gerilyawan menguasai Falluja dan Anbar di wilayah barat, pemerintah AS mengirim senjata, amunisi, dan rudal Hellfire untuk membantu Irak.
Pasukan AS meninggalkan Irak pada akhir tahun 2011, tetapi secara signifikan meningkatkan kehadiran diplomatiknya di negara itu. Selain itu, mereka mendirikan beberapa pos-pos pertahanan untuk melindungi warga dan kepentingan AS, antara lain di Basra dan Erbil. Semula Kedutaan AS memiliki 16 ribu staf. Namun karena keberatan pemerintah Irak, mereka menguranginya hingga tinggal ribuan saja.
AP | INDAH P