TEMPO.CO, Bangkok - Pemimpin junta militer Thailand mengatakan pemerintahan sementara akan dibentuk pada September mendatang. Ini merupakan waktu yang paling mungkin untuk melakukan transfer kekuasaan setelah berada di bawah kudeta militer bulan lalu.
Komandan Angkatan Darat Jenderal Prayuth Chan-ocha menuturkan butuh waktu lebih dari satu tahun untuk menyelenggarakan pemilihan umum yang baru karena proses perdamaian dan reformasi harus dicapai terlebih dahulu.
Konstitusi dan pemerintahan sementara, ujar dia, akan dibentuk dalam waktu tiga bulan ke depan. (Baca: Darurat Militer, Hotel-hotel di Thailand Merugi)
“Pemerintah kemungkinan akan dibentuk pada Agustus atau awal September,” kata Prayuth dalam pertemuan di hadapan pegawai pemerintahan, seperti dilansir The Daily Star, Jumat, 13 Juni 2014. “Saat kita sudah membentuk sebuah pemerintahan, kita akan bergerak maju. Lalu, dewan reformasi dapat mulai berjalan."
Dewan reformasi bertugas melembagakan reformasi politik di negara yang sangat terpecah, termasuk mengatasi konflik berkepanjangan dengan pihak oposisi.
Militer mengambil alih kekuasaan pada 22 Mei lalu melalui kudeta tak berdarah setelah unjuk rasa menggulingkan pemerintah yang dipilih oleh mayoritas pemilih tiga tahun lalu. Prayuth mengaku kudeta tersebut merupakan sebuah tindakan yang diperlukan untuk memulihkan ketertiban setelah enam bulan unjuk rasa anti-pemerintah dan gejolak politik yang menewaskan 28 orang dan melumpuhkan pemerintahan.
Sejak mengambil alih kekuasaan, militer Thailand membawa perjuangan para pengunjuk rasa anti-pemerintah dengan memetakan agenda untuk merumuskan kembali konstitusi dan lembaga reformasi politik sebelum pemilu digelar. (Baca: Junta Thailand Buka Layanan Pangkas Rambut Gratis)
Kemarin, pengadilan militer memperpanjang penahanan aktivis terkemuka Sombat Boonngamanong selama 12 hari. Dia ditangkap pada 5 Juni lalu. Di bawah hukum militer, dirinya dijatuhi hukuman 14 tahun penjara dengan tuduhan menghasut kerusuhan, melanggar undang-undang Internet, dan menentang pemerintah.
Sombat mempelopori kampanye di dunia maya dengan menyerukan kepada orang-orang untuk melakukan penghormatan tiga jari yang populer lewat film The Hunger Games dengan tujuan menentang kudeta militer. (baca: Junta Thailand Larang Salam ala Hunger Games)
THE DAILY STAR | ROSALINA
Berita Lain:
2 Aktivis Myanmar Dilarang Pulang ke Tanah Airnya
Menlu RI Bertemu Duta Pengungsi PBB Angelina Jolie
Piala Dunia, Meksiko Vs Kamerun Terancam Aksi Demo