TEMPO.CO, Chibok - Kelompok militan Boko Haram kembali melakukan aksi penculikan terhadap perempuan dari permukiman nomaden Garkin Fulani, dekat Chibok, Nigeria, pekan lalu. Setidaknya 20 wanita menjadi korban, sementara 300 siswi sekolah belum juga dikembalikan sejak diculik 15 April lalu. (Baca: Boko Haram Serang Pangkalan Militer Nigeria)
Alhaji Tar, salah satu anggota kelompok perlawanan Boko Haram yang dibentuk masyarakat, mengatakan tiba-tiba Boko Haram menyergap lokasi dan memaksa perempuan untuk masuk ke kendaraan mereka sambil menodongkan senjata. Selain wanita, Boko Haram juga mengambil tiga pemuda yang berusaha menghentikan penculikan. (Baca: Mengapa Boko Haram Menculik Anak Perempuan?)
"Kami mencoba untuk mengejar setelah penculikan terjadi tiga jam kemudian. Namun kendaraan kami tidak bisa pergi terlalu jauh dan laporan lokasi yang kami terima sangat sedikit," kata Tar, seperti dilaporkan AP, Senin, 9 Juni 2014.
Kasus penculikan Boko Haram membuat militer Nigeria dikritik karena tidak bisa melindungi warganya. Akhirnya, masyarakat memutuskan untuk melakukan perlawanan sendiri, seperti kelompk Alhaji Tar.
Dalam beberapa pekan terakhir, Boko Haram juga menyerang desa-desa di Borno yang menyebabkan bentrok dengan pasukan dari Markas Pertahanan. Kejadian ini menewaskan 50 gerilyawan. Boko Haram juga telah mengambil alih desa-desa di timur laut Nigeria, membunuh dan meneror warga sipil dan pemimpin politik, demi mendirikan negara Islam di negeri itu. (Baca: Daftar Kekejaman Boko Haram)
Kasus penculikan siswi di sebuah sekolah di Chibok belum juga ditemukan pemecahan masalahnya. Dilaporkan, 275 anak masih disekap di lokasi, setelah 57 lainnya berhasil kabur. Mereka belum bisa ditemukan oleh pemerintah dan anggota militer dari negara yang memberi bantuan.
RINDU P. HESTYA | AP
Berita Lain:
Klaim Lihat MH370, Pekerja Kilang Minyak Dipecat
Makan Bareng Miliarder, Pria Ini Rogoh Rp 25 Miliar
Tiga Napi Kanada Kabur Pakai Helikopter