TEMPO.CO, Ankara - Presiden Iran, Hassan Rouhani, tiba di Turki, Senin, 9 Juni 2014, untuk kunjungan selama dua hari guna mendiskusikan peningkatan kerja sama energi dan perdagangan. Hubungan kedua negara ini sempat terjun ke titik terbawah terkait dengan krisis di Suriah. (Baca: Bekas Komandan Militer Iran Dipancung di Suriah)
Iran merupakan sekutu terdekat Presiden Bashar al-Assad sejak munculnya perlawanan terhadap dirinya pada 2011. Adapun Turki kerap menghujani kritik keras dan menentang keterlibatan Iran, serta menjadi sarang pemberontak Suriah. (Baca: Iran Tak Diundang di Perundingan Damai Suriah)
Rouhani yang dikenal memiliki kebijaksanaan luar negeri "hati-hati dan moderat" berhasil menghapus isolasi internasional. Kunjungan ini merupakan lawatan Presiden Iran pertama ke Turki sejak 2008.
Presiden yang dikenal moderat itu mengatakan ketika tiba di Ankara, ibu kota Turki, dia akan berbicara dengan para pemimpin Turki mengenai pembangunan di Suriah. Menurut Rouhani, lawatannya ke Turki ini sangat penting untuk meningkatkan hubungan bilateral bagi seluruh negara tetangga di kawasan tersebut.
Adapun salah seorang pejabat di Partai Pembangunan dan Keadilan, partai berkuasa pemerintah Turki, mengatakan bahwa kebijaksanaan Iran terhadap Suriah merupakan agenda yang akan didiskusikan dalam kunjungan Rouhani. "Salah satu topik yang bakal didiskusikan bersama Rouhani adalah posisi Iran terhadap perang saudara di Suriah," kata Yasin Aktay.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Terpopuler:
Warga Heboh Saksikan Meteor di Langit Jabodetabek
Nurul: Keaslian Dokumen Pemecatan Prabowo Diragukan
Lukisan Buaya Djoko Pekik Dibanderol Rp 6 Miliar