TEMPO.CO, Karachi - Taliban Pakistan mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap Bandara Karachi, Pakistan, yang telah menewaskan sedikitnya 23 orang. Kelompok bersenjata ini juga menyampaikan peringatan bahwa mereka akan melakukan serangan lagi dengan cara lain.
Selain itu, serangan tersebut juga membuat setidaknya 18 orang terluka. Akibat adu senjata antara petugas keamanan dan Taliban, semua penerbangan di bandara yang juga dikenal sebagai Jinnah International Airport itu ditunda.
Juru bicara Tehreek-e-Tahaffuz-e-Pakistan (TTP) mengatakan kepada kantor berita Al-Jazeera bahwa gempuran mematikan itu dimulai pada tengah malam, Ahad, 8 Juni 2014, dan terkait dengan penahanan aktivis TTP serta serangan udara di Waziristan Utara.
Koresponden Al-Jazeera di Islamabad, Kamal Hyder, mengatakan Shahidullah Shahed dari TTP menyampaikan pesan tertulis bahwa kelompoknya mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
"Taliban siap mendeklarasikan perang sehingga dalam beberapa hari ke depan di sana bakal terjadi serangan lanjutan." Serangan terhadap bandara tersibuk di Pakistan itu dilakukan oleh para penyerbu dengan senjata berat. Mereka juga membawa granat dan senjata otomatis saat menyerbu terminal kargo.
Dalam serangan yang berlangsung selama enam jam itu, sejumlah pria bersenjata Taliban menjelaskan, mereka berhasil menguasai kawasan di sekitar bandara. Namun bunyi ledakan dan tembakan masih terdengar hingga Senin pagi waktu setempat, 9 Juni 2014. Ulah Taliban ini dibalas oleh pasukan pemerintah Pakistan.
"Adu senjata itu menewaskan sedikitnya sepuluh orang dari pihak penyerbu," kata petugas keamanan Pakistan yang tak disebutkan namanya.
Menurut Hyder, serangan itu betul-betul dipersiapkan dengan baik. "Para penyerbu mengenakan seragam petugas keamanan bandara dan menggunakan kartu identitas guna memasuki bandara.
AL-JAZEERA | CHOIRUL
Terpopuler
Warga Heboh Saksikan Meteor di Langit Jabodetabek
Nurul: Keaslian Dokumen Pemecatan Prabowo Diragukan
Lukisan Buaya Djoko Pekik Dibanderol Rp 6 Miliar