TEMPO.CO, Bangui - Seluruh warga yang tinggal di Republik Afrika Tengah dilaporkan kehilangan akses berkirim pesan lewat ponsel. Larangan ini dibuat setelah terjadi konflik berdarah yang terjadi antara pemberontak Seleka dan pasukan pemerintah sejak pekan kemarin. (Baca: Militan Serang Gereja Katolik di Afrika Tengah)
Dikutip dari CNET, Rabu, 4 Juni 2014, larangan itu ditetapkan oleh Perdana Menteri Andre Nzapayeke. Perintah ini juga telah disampaikan oleh Kementerian Telekomunikasi di Republik Afrika Tengah untuk melakukan pemblokiran secara resmi.
"Penggunaan SMS atau pesan teks oleh seluruh pelanggan telepon seluler ditangguhkan sejak Senin, 2 Juni 2014," kata kementerian itu dalam sebuah surat kepada operator seluler di negara itu.
Larangan ini muncul setelah beberapa hari aksi protes dilakukan di ibu kota Bangui. Selama protes berlangsung, aktivis mengatur pemogokan umum melalu pesan teks. Kementerian Komunikasi menilai SMS sekarang dianggap sebagai ancaman keamanan di negara itu.
Ketika pengguna mencoba untuk berkirim SMS, mereka akan mendapat balasan dari operator, "SMS tidak diperbolehkan".
Baca Juga:
Sejauh ini, belum jelas kapan pemerintah akan mengangkat penangguhan ini. Seorang sumber mengatakan mungkin larangan ber-SMS ini akan diberlakukan selama beberapa hari.
RINDU P. HESTYA | CNET
Berita Lain:
Putri Jepang Lepas Gelar Demi Nikahi Pria Biasa
Kuburan 796 Anak Ditemukan di Septic Tank Gereja
Yakuza Rekrut Anggota Secara Online