TEMPO.CO, Damaskus - Pemilihan Presiden Suriah digelar hari ini, Selasa, 3 Juni 2014, diikuti oleh petahana Presiden Bashar al-Assad dan dua pesaing. Assad diperkirakan menang mudah.
Pesta demokrasi untuk memilih pemimpin Suriah itu hanya diadakan di kawasan yang dikuasai oleh pasukan pemerintah. Sehingga pemilihan di lokasi yang masih menjadi ajang pertempuran atau dikontrol oleh pemberontak ditiadakan.
Pilpres yang dianggap kontroversial itu juga merupakan pesta politik yang pertama kali diselenggarakan di Suriah selama 50 tahun sejak Assad dan ayahnya, Hafez al-Assad, memimpin negeri itu melalui referendum untuk mendapatkan mandat.
Al Jazeera dalam laporannya menyebutkan pemungutan suara ini tidak diikuti oleh penentang Assad. Namun, ada dua calon lemah yang turut bersaing memperebutkan kepemimpinan Suriah, yakni Maher al-Hajjad dan Hassan al-Nuri.
Nuri, seorang ilmuwan yang belajar di Amerika Serikat, mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa dia diharapkan menjadi orang kedua setelah Assad.
Baik dia maupun Hajjar hanya sekali-kali saja mengritik pemerintahan Assad. Mungkin keduanya takut menentang Assad karena khawatir dicap sebagai kelompok teroris oleh rezim. Nuri dan Hajjar ingin fokus pada masalah korupsi dan ekonomi.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Berita Terpopuler:
SBY: 2004, TNI-Polri Tak Netral
Umat Kristen Sleman Empat Kali Berpindah Tempat
Avanza Luxury Tawarkan Kemewahan
Lima Parpol di Pacitan Dukung Jokowi-JK
KPK Cegah Teman Dekat Ibas Yudhoyono