TEMPO.CO, Jakarta - Duta Besar Republik Georgia Zurab Alekside melihat negerinya memiliki banyak kesamaan dengan Indonesia. Kesamaan yang langsung dilihat oleh Duta Besar pertama untuk Indonesia itu adalah keanekaragaman budaya, etnis, dan agama, namun hidup secara harmonis.
“Georgia meski jauh dari Indonesia, tetapi memiliki banyak persamaan. Kita sama-sama terdiri atas beragam budaya, etnis, dan agama,” kata Alekside kepada Tempo di sela-sela Perayaan Hari Nasional Georgia di Jakarta, Rabu, 21 Mei 2014.
Di ibu kota Georgia, Tbilisi, orang bisa menemukan wilayah di mana terdapat sinagoge, masjid, gereja Katolik maupun Kristen.
“Banyak minoritas hidup harmonis, kami sangat toleran,” kata duta besar yang bertugas di Indonesia sejak 2012 itu.
Negerinya punya banyak tempat-tempat bersejarah, seperti gereja-gereja yang dibangun sejak 337 AD, juga biara-biara dari abad ke-6-7, serta gereja katedral sejak abad ke-11. Juga sejarah wine, minuman anggur yang terkenal di seluruh dunia, yang telah ada sejak abad ke-4. Sekitar empat juta turis mengunjungi Georgia setiap tahunnya.
Direktur Jenderal Amerika dan Eropa, Dian Triansjah Djani, mengatakan potensi negara-negara Eropa Timur dan Tengah sangat besar.
“Produk-produk manufaktur mereka sangat kompetitif,” kata mantan Wakil Tetap RI untuk PBB di Jenewa itu. Trian menegaskan Indonesia tidak bisa mengesampingkan Eropa Timur dan Tengah di saat kita mengejar pasar yang belum tergali.
"Setiap negara punya potensi, untuk mengetahuinya kita harus meningkatkan people to people contact," kata Trian.
NATALIA SANTI
Terpopuler
Dilaporkan ke Polisi, Ahok Tantang Balik Udar
Malaysia Hentikan Pembangunan Mercusuar di Tanjung Datu
Razia Parkir Liar, 'Keponakan' Jenderal Lolos
Jupe Pengin Jadi Istri Prabowo