TEMPO.CO, Jakarta - Konflik yang terjadi di Ukraina telah menelan banyak korban, kehancuran, dan memicu perang saudara. Melihat kondisi itu, para pejabat dari Persatuan Bangsa-bangsa (PBB) mengatakan masalah pelanggaran hak asasi manusia di Ukraina semakin memburuk.
Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, Navi Pillay, merilis sebuah laporan, Jumat, 16 Mei 2014, tentang rincian pelanggaran tersebut. Dalam laporannya itu, Pillay menyebutkan Ukrainan kini mengalami "suatu kemunduran yang mengkhawatirkan dalam kasus hak asasi manusia di Crimea, wilayah timur negara itu".
"Para pemimpin dan anggota kelompok-kelompok bersenjata berkontribusi atas meningkatnya jumlah pelanggaran HAM, seperti melakukan penculikan, pelecehan, penahanan wartawan secara tidak sah sehingga melukai kebebasan berekspresi, dan lainnya," kata Pillay dalam laporannya, seperti diberitakan Mashable, Jumat, 16 Mei 2014.
Dalam laporan itu, Pillay juga menyeru kepada orang-orang berpengaruh dan angkatan bersenjata yang menyebabkan konflik ini untuk bertanggung jawab. Pillay menilai konflik tersebut malah akan membuat Ukraina terbelah menjadi dua.
"Pemilihan presiden yang bebas, adil, dan transparan, yang sesuai dengan standar internasional, merupakan faktor penting jika ketegangan ingin dikurangi dan hukum ditegakkan. Tentu saja perdamaian sangat penting bagi perkembangan negara demi seluruh penduduknya," kata Pillay.
RINDU P HESTYA | MASHABLE
Berita Lain:
Mengaku Kristen, Perempuan Sudan Ini Digantung
Dua Sekolah di Nigeria Dihancurkan Pria Bersenjata
Israel Tembak Mati Dua Remaja Palestina