Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengaku Kristen, Perempuan Sudan Ini Digantung

image-gnews
REUTERS/Suhaib Salem
REUTERS/Suhaib Salem
Iklan

TEMPO.CO, Sudan - Bertahan dengan iman Kristianinya, Meriam Yehya Ibrahim, perempuan Sudan yang tengah hamil anak kedua, divonis hukuman mati dengan digantung oleh pengadilan Khartoum, Sudan, Kamis, 15 Mei 2014. Selain digantung, hakim juga memerintahkan ibu dari satu bocah pria ini dicambuk hingga tewas. Ia diputus bersalah melanggar hukum syariat.

Pengadilan meminta Meriam kembali ke Islam, tapi dia menolaknya. Ia menegaskan bahwa sejak kecil telah menganut keyakinan sebagai Kristiani.

Berawal dari pernikahan Meriam dengan seorang pria beragama Kristen pada 2012 di sebuah gereja yang tidak diakui oleh petugas pemerintah setempat, keluarga Meriam kemudian melaporkan pernikahan itu ke aparat pada tahun lalu. Di pengadilan, Meriam menegaskan bahwa dirinya tidak pernah berganti keyakinan.  

Menurut lembaga Strategic Initiative for Women di Horn, Afrika, Ibu Meriem adalah penganut Kristen Ortodoks Etiopia yang menikahi seorang pria muslim Sudan. Namun suaminya tidak pernah di rumah saat Meriam tumbuh sebagai kanak-kanak.

Saat ini Meriam dipenjara bersama anak laki-lakinya. Ia akan menjalani hukuman setelah melahirkan anaknya dan membesarkannya hingga usia 2 tahun. Pengadilan juga tidak mengizinkan bocah laki-laki Meriam tinggal bersama suaminya lantaran beragama Kristen.  

Putusan pengadilan yang menghukum mati Meriam karena mempertahankan keyakinannya mendapat protes keras dari sejumlah lembaga hak asasi manusia. Putusan pengadilan itu dikecam dan menuntut pembebasan Meriam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Faktanya, seorang perempuan telah dihukum mati karena memilih agamanya, dan dicambuk karena menikahi pria yang dituduh berbeda keyakinan. Ini menjijikkan dan mengerikan," kata Manar Idris, peneliti dari Amnesty International di Sudan, seperti dilansir LA Times, Kamis, 15 Mei 2014.

Untuk menentang putusan pengadilan Khortum itu, kampanye internasiona digelar Strategic Initiative for Women dan sejumlah aktivis untuk menekan pemerintah Sudan. Dua saksi akan bersaksi di pengadilan bahwa mereka melihat Meriam berdoa di gereja.



LA TIMES | MARIA RITA HASUGIAN

Terpopuler:
Cina Siap Lawan Vietnam di Laut Cina Selatan 
Kapten Sewol Terancam Hukuman Mati 
Egoisme di Amerika Makin Meningkat

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Putus Hubungan dengan Qatar, Kepentingan Yaman Diwakili Sudan

21 Juni 2017

Omar Al-Bashir. AP/Abd Raouf
Putus Hubungan dengan Qatar, Kepentingan Yaman Diwakili Sudan

Sudan sepakat menerima permintaah Yaman.


Amnesty: Sudan Selatan Bakar 2.000 Rumah Penduduk

1 April 2017

Seorang wanita membawa jerigen berisikan air setelah mengisinya di sungai saat akan kembali ke rumahnya di Torit, Sudan Selatan, 9 Maret 2017. (Mackenzie Knowles-Coursin/UNICEF via AP)
Amnesty: Sudan Selatan Bakar 2.000 Rumah Penduduk

PBB mengkategorikan pembakaran rumah penduduk sebagai genosida.


TNI Gelar Festival Layang-layang di Sudan

27 Februari 2017

Sekelompok pemuda berusaha mendaratkan layang-layang tradisional Janggan dalam Festival Layang-Layang Bali ke-38 di Pantai Padanggalak, Denpasar, Bali, 24 Juli 2016. Layang-layang tradisional Bali memiliki tiga jenis bentuk yaitu, Bebean atau ikan, Janggan atau naga dan Pecukan atau daun. TEMPO/Johannes P. Christo
TNI Gelar Festival Layang-layang di Sudan

Festival tersebut bertujuan menghibur para pelaksana misi perdamaian di Sudan di sela kegiatan rutin.


Penyelundupan Senjata di Sudan, Polisi RI Bakal Dipulangkan  

21 Februari 2017

Wakil Menteri Luar Negeri RI Abdurrahman M. Fachir dalam penutupan Bali Democracy Forum VIII di Nusa Dua, Bali, 11 Desember 2015. (Foto: Fasmed Kemlu)
Penyelundupan Senjata di Sudan, Polisi RI Bakal Dipulangkan  

Wakil Menlu Abdurrahman Fachir memastikan polisi RI yang dituduh menyelundupkan senjata di Sudan akan dipulangkan.


Perampokan Sapi, Ribuan Orang Tewas di Sudan Selatan

5 Februari 2017

Seorang pria suku Dinka memegang senapan AK 47 buatan Rusia di depan sapi-sapinya di kamp penggembala ternak di Rumbek, ibukota Negara bagian Lakes, Sudan, 14 Desember. REUTERS/Goran Tomasevic
Perampokan Sapi, Ribuan Orang Tewas di Sudan Selatan

Kekerasan melanda desa-desa, perempuan diculik dan dibunuh.


Keamanan Terkendali, Sudah Selatan Tolak Pasukan PBB

13 Januari 2017

Dua orang anak Selatan Sudan bermain di tempat pengungsian di desa Congolese, provinsi Orientale, Kongo, 12 November 2016. REUTERS/Aaron Ross
Keamanan Terkendali, Sudah Selatan Tolak Pasukan PBB

Menurut Menteri Pertahanan Kuol Manyang Juuk, Sudan Selatan memang sudah tak perlu lagi pasukan PBB untuk melindungi pasukan regi


Tanpa Dakwaan, Sudan Bebaskan 6 Mahasiswa  

21 Juni 2016

Warga meneriakkan slogan dalam aksi protes terhadap sampul majalah Charlie Hebdo yang menampilkan kartun Nabi Muhammad di Khartoum, Sudan, 16 Januari 2015. ASHRAF SHAZLY/AFP/Getty Images
Tanpa Dakwaan, Sudan Bebaskan 6 Mahasiswa  

Para mahasiswa itu dicokok saat berlangsung kerusuhan di Univeritas Khartum yang melibatkan mahasiswa dan pasukan keamanan.


PBB: Perempuan Dijadikan Upah Seks Milisi di Sudan

12 Maret 2016

Wanita dari etnis Nuer kembali ke desa mereka setelah berjalan sepanjang hari melalui jalan berlumpur dan tergenang air untuk menjual tas arang bagi pengungsi di kamp Misi PBB, Bentiu, Sudan Selatan, 20 September 2014. (AP/Matthew Abbott)
PBB: Perempuan Dijadikan Upah Seks Milisi di Sudan

Pemerintah Sudan Selatan menolak militernya menjadikan warga sipil sasaran serangan, namun berjanji akan melakukan invstigasi.


Kecelakaan Pesawat, Bayi Ini Satu-satunya Korban Selamat

7 November 2015

Nyloak Tong, seorang gadis berusia empat belas bulan yang berhasil selamat dari kecelakaan pesawat kargo setelah take-off di dekat bandara Juba. stuff.co.nz
Kecelakaan Pesawat, Bayi Ini Satu-satunya Korban Selamat

Bayi perempuan itu ditemukan ketika pasukan keamanan dan wartawan tengah berusaha mencari kotak hitam


Kecelakaan Pesawat di Sudan Selatan, 41 Tewas  

4 November 2015

Tim investigasi melihat puing badan pesawat kargo buatan Rusia yang hancur usai jatuh di dekat Juba di Sudan, 4 November 2015. REUTERS
Kecelakaan Pesawat di Sudan Selatan, 41 Tewas  

Cuaca buruk menyulitkan petugas mencari korban lainnya.