TEMPO.CO, Tel Aviv - Militer Israel menembak mati dua remaja Palestina di Tepi Barat dalam sebuah bentrokan yang pecah pada Kamis, 15 Mei 2014. Menurut keterangan dokter, dua korban bertopeng itu dihantam peluru tajam ketika memperingat Hari Pengungsian dalam perang Timur Tengah melawan Israel pada 1948.
Selain menewaskan dua remaja, tembakan pasukan Israel terhadap para remaja yang melakukan perlawanan dengan batu itu juga melukai tiga lainnya. "Salah seorang korban luka serius," kata Dr Samir Saliba, Kepala Departemen Darurat, di Rumah Sakit Ramallah.
Saliba mengatakan korban tewas itu berusia 15 tahun dan 17 tahun. Keduanya ditembak di bagian dada. Sedangkan korban luka serius, ujar Saliba, terkena sabaran timah panas di bagian atas tubuhnya.
Dalam keterangannya kepada media, juru bicara militer Israel, Micky Rosenfeld, menerangkan pasukannya saat itu berusaha membubarkan unjuk rasa di kawasan tersebut. "Kami tidak menggunakan peluru tajam."
Pejabat militer Israel lainya yang hadir dalam jumpa pers mengatakan Israel memang mengerahkan pasukan guna membubarkan demonstrasi oleh sekitar 150 orang. "Dalam aksi tersebut, kami menggunakan peluru karet. Kami sedang mendalami peristiwa tersebut."
Bentrok mematikan itu berlangsung hanya beberapa jam setelah warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza memperingati Hari Pengungsian mereka dalam perang Timur Tengah melawan Israel pada 1948.
Menurut taksiran PBB, pada perang tersebut, sekitar 700 ribu warga Palestina meninggalkan kampung halamannya atau dipaksa keluar selama perang berlangsung. Perang itu dimenangkan Israel dengan mendirikan Negara Yahudi pada 1948.
Banyak di antara pengungsi Palestina dan keturunannya masih tinggal di Tepi Barat, Gaza, dan di negara-negara tetangga, yakni Suriah, Libanon, serta Yordania. Lebih dari lima juta warga Palestina saat ini terdaftar sebagai pengungsi di PBB. Setiap 15 Mei 2014, warga Palestina menggelar acara guna memperingati Hari Pengungsian.
AL ARABIYA | CHOIRUL
Terpopuler:
Indonesia Lawan Proteksionisme Eropa lewat Animasi
Cina Siap Lawan Vietnam di Laut Cina Selatan
Kapten Sewol Terancam Hukuman Mati