TEMPO.CO, Riyadh - Lima orang dikabarkan meninggal dan delapan lainnya terkena infeksi saluran pernapasan akibat virus MERS pada Senin, 12 Mei 2014. Dengan demikian, tulis Arab News, jumlah korban tewas akibat virus MERS sejak September 2012 mencapai 147 orang.
Data yang diperoleh Arab News menunjukkan empat pasien--semua perempuan--didiagnosis terkena MERS di Riyadh. Sedangkan dua korban dilaporkan berada di Jeddah dan dua lainnya di Madinah.
Usia pasien di Riyadh 31 tahun, 60 tahun, 74 tahun, dan 80 tahun. "Satu orang meninggal di rumah sakit swasta dan dua lainnya masih dirawat di unit gawat darurat. Adapun pasien keempat dalam kondisi stabil." (Baca: Tip Mengantisipasi Virus MERS ala Wakil Menteri)
Dalam keterangannya yang diperoleh Arab News, Kementerian Kesehatan Arab Saudi menyatakan seorang pria berusia 50 tahun meninggal di Yordania setelah terinfeksi virus MERS. "Pria tersebut bekerja di sebuah rumah sakit swasta, dan meninggal pada Ahad, 11 Mei 2014," demikian pernyataan Kementerian Kesehatan.
Otoritas Inggris dan Amerika Serikat, Senin, 12 Mei 2014, menyatakan telah menemukan kasus virus (MERS) kedua yang menimpa seseorang yang terbang dari Jeddah menuju AS dan transit di London pada 1 Mei 2014. (Baca: Rentan Terpapar MERS, Kelompok Ini Diimbau Tak Pergi Umrah)
Penumpang yang diketahui terkena virus MERS itu terbang menuju AS menggunakan maskapai Saudi Airlines dengan nomor penerbangan 113 dari Jeddah ke London. "Dia singgah di Bandara Heathtrow untuk melanjutkan perjalanan," demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Inggris.
US Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dalam keterangannya kepada media massa menyatakan pasien yang terkena virus MERS tersebut merupakan karyawan di sebuah klinik kesehatan di Arab Saudi. "Dia terbang dari Arab Saudi menuju London, selanjutnya bertolak ke Boston, Atlanta, dan terakhir ke Orlando."
ARAB NEWS | CHOIRUL
Terpopuler:
Nabrak di Bundaran HI, Pengemudi BMW Tantang Polisi
Tepis Fitnah Sara, Kiai NU Kampanye untuk Jokowi
Ini Skuad Resmi Inggris
Bank Mandiri Bantah Ada Pembobolan ATM