TEMPO.CO, Kiev - Kelompok aktivis pro-Rusia menyatakan menang dalam referendum yang digelar di kawasan Ukraina timur pada Ahad, 11 Mei 2014. Kendati demikian, pemungutan suara tersebut dikecam oleh komunitas internasional dan Kiev. Bahkan, mereka menyebutnya, "Sebuah lelucon kriminal di tengah kekerasan."
Kepala pemilihan umum Republik Rakyat Donetsk, Roman Lyagin, mengatakan pemilu ini diikuti sedikitnya 89 persen dari tiga juta penduduk Donetsk. Menurut laporan kantor berita Associated Press, klaim kelompok sparatis ini sulit diverifikasi karena pemilu tersebut tidak dihadiri oleh pengamat internasional.
Adapun refrendum kedua di Ukraina diselenggarakan oleh kelompok pro-Rusia di daerah industri sebelah timur Ukraina, Luhansk, Ahad, 11 Mei 2014. Akan tetapi, hingga saat ini hasilnya belum diketahui.
Direktur Ukrainian Institute London, Andy Hunder, dalam keterangannya kepada Al Jazeera mengatakan beberapa tokoh dari pemungutan suara ini tidak bisa dikatakan mewakili kawasan di sebelah timur Ukraina. "Saya rasa angka 89 pesen tidak mengejutkan," ucapnya.
AL-JAZEERA | CHOIRUL