TEMPO.CO, Xinjiang – Polisi di wilayah Xinjiang, Cina, rumah bagi mayoritas muslim Uighur, telah menangkap lebih dari 200 orang atas tuduhan "penyebaran video kekerasan atau teroris" dalam enam minggu terakhir.
Dilaporkan Channel News Asia, Senin, 12 Mei 2014, polisi telah menangkap setidaknya 232 orang yang diduga kuat telah mengedarkan video yang mempromosikan terorisme melalui Internet.
Memang, sejak Maret lalu, Pemerintah Daerah Xinjiang telah resmi mengeluarkan larangan untuk mengunduh, menyimpan, atau menyebarkan video terkait dengan terorisme. Larangan ini termasuk larangan bahan berbau kekerasan advokasi dan terorisme, ekstremisme agama, serta pemisahan kelompok etnis.
Larangan ini dikeluarkan di tengah meningkatnya serangkaian insiden kekerasan, baik di dalam maupun di luar Xinjiang. Pemerintah telah menyalahkan separatis daerah muslim Uighur sebagai dalang serangan-serangan tersebut.
Pada bulan April, dengan menggunakan pisau dan alat peledak, penyerang menargetkan sebuah stasiun kereta Urumqi di ibu kota Xinjiang. Serangan ini mengakibatkan tiga orang meninggal, termasuk dua penyerang, dan 79 orang lainnya mengalami luka-luka.
Dan, pada bulan Maret, 29 orang tewas dan 143 lainnya terluka dalam serangan pisau mengerikan di sebuah stasiun kereta di barat daya Kota Kunming.
ANINGTIAS JATMIKA | CHANNEL NEWS ASIA
Terpopuler
Ikuti Crimea, Dua Wilayah Ukraina Gelar Referendum
Indonesia-Myanmar Sepakat Bebas Visa Paspor Biasa
Prancis Gelar Diskusi Internasional Boko Haram