TEMPO.CO, Abuja - Keberuntungan berpihak pada Amina Tsawur, 17 tahun. Remaja putri Nigeria ini berhasil melarikan diri meninggalkan lokasi penculikan sekitar 300 pelajar perempuan yang dilakukan kelompok milisi Islam bersenjata dan brutal, Boko Haram.
Amina yang masih trauma atas aksi tak beradab Boko Haram menuturkan pelariannya dibantu oleh seorang anggota Boko Haram. Amina berusaha membujuknya setelah mengetahui mereka berdua memiliki bahasa ibu yang sama. Pria itu kemudian memberitahukan jalan melarikan diri kepada Amina.
Dalam pelariannya, Amina melewati hutan lebat hingga menemukan jalan raya. Ia lalu berpapasan dengan pengendara sepeda motor yang kemudian membawanya ke kota terdekat. Ia tiba di pasar Damboa, sekitar 50 mil dari Maiduguri, ibu kota negara bagian Borno. (Baca: Boko Haram Membunuh 300 Warga Nigeria)
Media Daily Mail, Sabtu, 10 Mei 2014, melansir sekitar 50 siswa perempuan yang diculik oleh Boko Haram melarikan diri sejak mereka diculik pada 14 April lalu.
Amina menuturkan ratusan pelajar perempuan yang diculik dari sekolahnya di Chibok, Nigeria, kerap dimaki-maki dan dipaksa bekerja, bahkan jadi korban perkosaan.
"Mereka terus memaki-maki kami dan mengatakan kami harus berhenti bersekolah. Mereka akan menikahkan kami semua ke orang-orang lain. Guru-guru kami dan pemerintah akan mereka bunuh semuanya," kata Amina seperti dilansir Daily Mail. (Baca: Siswi Korban Penculikan Boko Haram Akan Dijual)
Bagaimana sampai mereka ramai-ramai diculik dari sekolah mereka di Chibok? Amina menjelaskan, saat itu, 14 April 2014, pukul 11.00 malam terdengar suara tembakan. "Kami sangat takut mendengarkan suara tembakan. Kami tidak tahu siapa pelakunya dan kemana harus lari," ujarnya.
Tak lama berlalu, tutur Amina, para siswa melihat sejumlah pria berpakaian resmi militer memasuki halaman sekolah dengan menggunakan senter. "Kami pikir mereka tentara. Mereka mengatakan mereka dikirim untuk mengevakuasi kami dan kami tidak akan terluka," ujar Amina. (Baca: Penculikan Boko Haram, Obama Siapkan Bantuan)
Para pelajar perempuan itu kemudian mengikuti sejumlah pria berseragam militer itu menuju truk. Saat mereka berteriak 'Allahu Akbar', barulah para pelajar ini bahwa mereka adalah kelompok Boko Haram.
"Kami semua mulai menangis dan minta bantuan mereka, namun menyuruh kami diam atau kami semua akan dibunuh," ujar Amina.
Kelompok Boko Haram kemudian membawa mereka melewati semak-semak. Mereka menempuh perjalanan dengan truk itu sepanjang malam hingga pagi. Mereka tiba di satu tempat yang tidak tahu namanya. Di sana para pelajar dipaksa memaksa memasak makanan, mencuci piring, menggiling jagung, dan lainnya.
DAILY MAIL | MARIA RITA
Terpopuler:
Pacar Penumpang MH370 Terima Ancaman Pembunuhan
Tolak Akun FB Dihapus, Remaja Ini Bunuh Diri
Massa Anti-Yingluck Ultimatum TV Hentikan Siaran