TEMPO.CO, Riyadh - Pemerintah Arab Saudi kembali menemukan 32 kasus baru terkait dengan penyebaran penyakit Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Selain penyebaran yang semakin meluas, pemerintah juga mencatat sembilan kematian dalam 48 jam terakhir. Dengan bertambahnya temuan itu, kini Arab Saudi telah menemukan total 463 kasus dan 126 kematian sejak pertama kali terlacak pada awal 2012.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah menerima laporan dari sejumlah negara lain tentang penyakit MERS. Ada dua kasus di Yordania, salah satunya sudah fatal, dan satu di Yaman. Seorang pekerja di bidang penerbangan juga dilaporkan meninggal pada akhir Maret lalu.
Menteri Kesehatan Libanon juga melaporkan kasus tunggal yang telah terdeteksi, tapi tidak ada rincian tentang di mana, kapan, atau bagaimana gejalanya. Namun mereka menjelaskan bahwa pasien telah diobati dan dipindahkan.
"Ditemukannya 32 kasus terbaru ini lebih tinggi dari apa yang diharapkan dalam pelaporan. Kementerian Kesehatan Arab Saudi telah menyusun kasus untuk setiap periode 24 jam dengan ukuran awal siang hari," demikian pernyataan Kementerian Kesehatan, Kamis, 8 Mei 2014.
Pada 7 Mei, tercatat ada 18 kasus yang ditemukan serta empat kematian. Setelah itu ditemukan lagi 14 kasus dengan lima kematian. Tujuh dari sembilan kematian telah dilaporkan sebelumnya.
Ibu kota Arab Saudi, Riyadh, mencatat ada 14 kasus baru dari persebaran MERS. Sebanyak sebelas kasus terjadi di Jeddah dan lainnya masing-masing di Mekah, Taif, dan Najran.
Kementerian menjelaskan sepuluh kasus yang ditemukan tidak memiliki gejala dan semua dikonfirmasi setelah melakukan pemeriksaan MERS. Delapan orang dalam kondisi stabil, sementara 12 lainnya dalam perawatan intensif.
RINDU P HESTYA | MEDICAL PAGE TODAY
Berita Lain:
Hamas Eksekusi Mati Dua Kolaborator Israel
Boko Haram Membunuh 300 Warga Nigeria
Putin Setuju Referendum di Ukraina Ditunda