TEMPO.CO, Moskow - Presiden Rusia Vladimir Putin meminta kelompok separatis pro-Kremlin di tenggara Ukraina menunda rencana referendum pada pekan ini. Termasuk tuntutan otonomi lebih besar atau kemerdekaan dari Ukraina.
Perubahan sikap Putin, yang sebelumnya mendukung referendum, disampaikannya setelah bertemu dengan Kepala Organisasi Keamanan dan Kerja Sama Eropa Didier Burkhalter, Rabu, 7 Mei 2014. "Kami meminta perwakilan di tenggara (Ukraina) menunda rencana referendum pada 11 Mei 2014 demi menciptakan kondisi yang baik dengan cara dialog," kata Putin seusai pertemuan. (Baca: Apa Tujuan Putin di Ukraina?)
Para aktivis pro-Rusia mengatakan akan mendiskusikan seruan Putin tersebut dalam sebuah pertemuan Dewan pada Kamis, 8 Mei 2014. "Besok, Kamis, 8 Mei 2014, kami akan membicarakannya di Dewan Rakyat," kata Denis Pushilin, pemimpin Republik Rakyat Donetsk, kepada Reuters. "Kami menghormati seruan Presiden Putin. Jika dia mempertimbangkan hal tersebut, kami tentu akan mendiskusikannya."
Aktivis pro-Rusia yang telah menguasai sejumlah gedung pemerintah di kawasan sebelah tenggara Ukraina, yakni Donetsk dan Luhansk, telah mengumumkan rencana pemungutan suara untuk melepaskan diri dari Kiev, menyusul aksi unjuk rasa aktivis yang menentang pemerintahan Ukraina yang didukung Kremlin pada Februari 2014.
AL JAZEERA | CHOIRUL
Baca juga:
Berita terpopuler:
Bangun Tidur, Bupati Bogor Dicokok KPK
Soal Investasi Asing, Jokowi Tangkis Serangan SBY
Kronologi Bupati Bogor Rachmat Yasin Ditangkap KPK