TEMPO.CO, Abuja - Pemerintah Nigeria menyatakan ratusan orang terbunuh dalam proses penyelamatan lebih dari 200 siswi sekolah yang diculik kelompok Boko Haram di sebelah timur laut Nigeria. Kepolisian menyediakan hadiah US$ 300 ribu atau sekitar Rp 3,48 miliar bagi siapa saja yang bersedia memberikan informasi keberadaan para siswi yang diculik kelompok bersenjata ini.
Serangan terakhir dilaporkan terjadi pada Rabu, 7 Mei 2014, dengan sasaran Kota Gamboru Ngala yang berada di perbatasan dengan Kamerun. Di kota ini, pekan lalu, Boko Haram menghancurkan sejumlah gedung dan menembaki warga sipil yang berusaha melarikan diri.
Senator setempat, Ahmed Zanna, mengatakan serangan-serangan Boko Haram telah menewaskan sekitar 300 warga sipil. Menurut Zanna, kota itu tak terjaga dan ditinggalkan oleh para petugas keamanan karena seluruh pasukan militer dikerahkan ke daerah utara Lake Chad guna menyelamatkan para siswi yang diculik Boko Haram pada 14 April 2014. (Baca: Kesaksian Gadis Korban Penculikan Massal Nigeria)
Penculikan massal oleh Boko Haram ini telah mendapatkan perhatian internasional. Sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Cina, telah memberikan bantuan untuk menyelamatkan korban.
Peristiwa penculikan ini tak pelak mendapatkan kritik tajam dari dalam negeri Nigeria, termasuk dari para aktivis dan orang tua siswa korban penculikan. Menurut mereka, operasi militer Nigeria sangat tidak layak.
Selain meminta bantuan internasional, Presiden Nigeria Goodluck Jonathan bersumpah akan mengejar para pelaku penculikan, khususnya setelah pimpinan Boko Haram, Abubakar Shekau, menyatakan dalam siaran video bahwa mereka akan menjual para siswi tersebut sebagai budak.
AL JAZEERA | CHOIRUL