TEMPO.CO, New Delhi - Organisasi Kesehatan Dunia menobatkan New Delhi sebagai kota dengan udara paling kotor di dunia. Ibu kota India ini memiliki rata-rata tahunan partikel kecil, yang dikenal sebagai PM 2.5, sebesar 153 mikrogram per meter kubik.
Tiga belas dari 20 kota paling berpolusi ada di India. Selain New Delhi, Patna, Gwalior, dan Raipur berada di tempat teratas.
Studi atas 1.600 kota menemukan kota dengan polusi udara yang buruk terutama terdapat di negara-negara miskin. Hal ini menimbulkan kekhawatiran baru karena menempatkan penduduk kota berisiko tinggi terkena kanker, stroke, dan penyakit jantung. Polusi udara menewaskan sekitar 7 juta orang pada 2012.
Beijing, yang terkenal karena kabut asap, berada di tempat ke-77 dengan PM 2.5 sebesar 56 mg per meter kubik, sepertiga dari tingkat pencemaran New Delhi. Akibat polusi asap, kota itu kini dijuluki sebagai "Greyjing", merujuk pada warna asap yang abu-abu (grey).
Awal tahun ini kualitas udara Beijing tercatat sebagai "yang terburuk dalam sejarah" menurut Greenpeace. Tingkat PM 2.5 dalam satu kesempatan pengukuran tercatat sebanyak 900 mg per meter kubik.
Pemerintah Beijing mengatakan bulan lalu bahwa konsentrasi PM 2.5 kota ini tercatat sebesar rata-rata harian 89,5 mikrogram per meter kubik pada tahun 2013, 156 persen lebih tinggi dari standar nasional.
Dalam daftar WHO, hanya 32 kota yang kadar PM 2.5 kurang dari 5 mg permeter kubik. Tiga perempat dari daftar itu ada di Kanada, satu di Islandia (Kota Hafnarfjordur), dan tujuh lainnya di Amerika Serikat.
WHO menyatakan daftar ini tidak dimaksudkan untuk mempermalukan kota-kota dengan tingkat polusi tinggi karena kota-kota yang terlibat dalam survei secara sukarela memberikan informasi. Mereka juga tengah berjuang mengatasi polusi.
Salah satu direktur WHO, Maria Neira, menyatakan tujuan survei adalah untuk membantu kota-kota di dunia untuk terbuka tentang udara kotor mereka. Sebagian besar polusi, katanya, disebabkan karena pembakaran batu bara, cerobong asap industri, dan lalu lintas yang padat.
Dia menolak anggapan Cina mungkin melakukan kecurangan. "Kami beberapa kali berdiskusi dengan Cina terkait isu polusi udara. Kami memastikan bahwa langkah-langkah yang relevan berada di jalurnya untuk mengurangi polusi udara," katanya.
REUTERS | INDAH P
Berita Terpopuler:
Alasan Negara Timur Tengah Suka Fortuner Indonesia
Soal Investasi Asing, Jokowi Tangkis Serangan SBY
Piala Socrates Award untuk Kota Surabaya Keliru?
Paspor Mana yang Paling Banyak Diterima di Dunia?