TEMPO.CO, Kiev - Krisis yang sedang terjadi di Ukraina membuat Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menawarkan bantuan mediasi kepada negara itu. Ban menilai aksi demo yang bisa memicu perang saudara itu harus segera diselesaikan.
"Saya sudah membicarakan hal ini dengan semua pihak terkait, termasuk Ukraina, pemimpin federasi Rusia, Uni Eropa, dan Amerika. Saya mendesak keempat pihak untuk memecahkan masalah ini melalui cara damai. Saya siap menyumbangkan peran saya jika diperlukan," kata Ban, seperti dilaporkan Z News, Selasa, 6 Mei 2014.
Ban juga mengatakan bahwa ia prihatin dengan aksi kekerasan di Ukraina. Ia juga mengimbau semua pihak untuk melaksanakan kesepakatan Jenewa yang sudah terbentuk pada 17 April lalu.
"Saya sangat mendesak semua pihak yang terlibat untuk bertemu dan melihat apa yang salah. Mereka juga harus menelaah lagi kenapa kesepakatan ini tidak bisa dijalankan," kata Ban.
Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier megatakan bahwa negaranya telah berbicara dengan Rusia, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Organisasi Keamanan dan Kerja Sama Eropa (OSCE). Pertemuan ini rencananya akan membahas kesepakatan kedua di Jenewa demi menyelesaikan krisis di Ukraina.
Kesepakatan Jenewa yang pertama sudah terbentuk 17 April. Namun, kesepakatan sepertinya gagal setelah Rusia menyatakan kesepakatan tersebut telah mati karena Kiev meningkatkan operasi militer melawan kelompok separatis. Pihak Rusia menilai tindakan tersebut sama dengan "perang melawan rakyat sendiri".
RINDU P HESTYA | Z NEWS | ANT
Berita Lain:
Brunei Terapkan Syariat, Selebritas Dunia Protes
Kenapa Jumlah Anak-anak di Jepang Menurun?
Wartawan Tempo Terima Beasiswa Nieman Foundation