TEMPO.CO, Incheon - Tragedi feri Sewol merupakan kecelakaan dengan korban meninggal terbanyak sepanjang sejarah Korea Selatan. Sebanyak 244 dari 476 penumpang tewas saat feri ini tenggelam di perairan Jindo, Incheon. Berdasarkan temuan data oleh AP, kemungkinan penyebab karamnya feri adalah karena kelebihan muatan.
"Feri Sewol telah melebihi batas kapasitas yang seharusnya 246 orang, dan hal ini sudah berlangsung 13 bulan belakangan. Bahkan bisa saja lebih banyak muatan yang diangkut sebelum kapal ini tenggelam," tulis AP, Senin, 5 Mei 2014, mengutip dari dokumen yang mengungkapkan kegagalan regulasi kapal.
Meskipun penyebab tenggelamnya belum ditemukan secara pasti, tapi para ahli memperkirakan kelebihan beban bisa mengganggu keseimbangan feri. Hal ini juga dikaitkan dengan kondisi kapal yang berbelok 45 derajat karena tidak seimbang, miring, dan akhirnya secara perlahan tenggelam.
Sementara itu, juru bicara Satuan Tugas Darurat, Ko Myung-seok, mengatakan timnya telah menelusuri 60 dari 64 kamar di dalam feri Sewol selama proses pencarian berlangsung. Bahan peledak kecil juga digunakan agar lebih mudah membuka akses ke kamar yang tertutup.
Polisi juga telah menahan kapten kapal dan awak feri Sewol setelah dinyatakan lalai dalam memberikan instruksi darurat kepada penumpang. Bahkan, menurut laporan, tidak ada satu pun awak, termasuk kapten Lee Joon-seok, yang mengikuti latihan penyelamatan standar.
RINDU P. HESTYA | AP
Berita Lain:
Buka 'Jasa' Kawin Kontrak, 4 Wanita Arab Diadili
Musikus Malaysia Ikut Pelatihan Jihad ke Suriah
Lokasi Longsor Afganistan Jadi Kuburan Massal