TEMPO.CO, Assam – Puluhan umat muslim India di Negara Bagian Assam tewas tertembak dalam serangan tiga hari yang dilakukan oleh gerilyawan suku Bodo. Memang, pertikaian di antara kedua kelompok ini telah lama terjadi.
Menurut laporan Hindustan Times, Ahad, 4 Mei 2014, sembilan mayat kembali ditemukan, menambah angka kematian menjadi 33 orang. Kerusuhan ini muncul menjelang pemilihan umum di India, yang terus memicu perpecahan etnis dan agama di negara ini.
Dari sembilan korban, menurut laporan Reuters, enam di antaranya merupakan wanita dan anak-anak. Menurut pernyataan polisi, mereka tewas ketika suku Bodo menyerang pemukim muslim sebagai hukuman karena menentang kandidat mereka dalam pemilihan anggota parlemen India.
“Kami jadi takut tinggal di desa kami, kecuali ada keamanan yang disediakan pemerintah,” kata Anwar Islam saat tengah membeli makanan di Barama, sekitar 30 kilometer dari kediamannya di Distrik Baksa, lokasi kekerasan terjadi.
Anwar bercerita, saat itu, orang-orang bersenjata datang ke desanya, Masalpur, dengan sepeda. Mereka kemudian menembakkan senapan tanpa pandang bulu dan membakar permukiman warga.
Menanggapi masalah ini, perwakilan suku Bodo, yang merupakan pengikut agama Bathouist, menuturkan banyak umat muslim di Assam yang merupakan imigran ilegal dari Bangladesh. Kelompok muslim ini diklaim telah melanggar batas tanah leluhur suku Bodo.
Bentrokan terbesar pernah terjadi pada 2012. Saat itu, puluhan orang tewas dan 400 ribu orang meninggalkan rumah mereka.
ANINGTIAS JATMIKA | HINDUSTAN TIMES | REUTERS
Terpopuler
Terkait MH370, Malaysia Tangkap 11 Teroris
Flu Arab Masuk Amerika Serikat
Tanah Longsor di Afghanistan, 2.100 Tewas