Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Flu Arab Masuk Amerika Serikat  

Editor

Natalia Santi

image-gnews
Partikel sindrom pernafasan Timur Tengah (MERS) coronavirus yang muncul pada 2012 terlihat dalam mikrograf elektron transmisi dari National Institute for Allergy and Infectious Diseases (NIAID). REUTERS/National Institute for Allergy and Infectious Diseases
Partikel sindrom pernafasan Timur Tengah (MERS) coronavirus yang muncul pada 2012 terlihat dalam mikrograf elektron transmisi dari National Institute for Allergy and Infectious Diseases (NIAID). REUTERS/National Institute for Allergy and Infectious Diseases
Iklan

TEMPO.CO, WASHINGTON - Amerika Serikat melaporkan kasus pertama Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-CoV) di negara itu. Warga Indiana, Amerika Serikat tersebut terbang dari Riyadh Arab Saudi ke London, lalu menuju Chicago. Dari Chicago dia naik bus ke rumahnya di Indiana.

Pasien mengeluh sesak napas, batuk dan demam pada 27 April, dan dirawat di rumah sakit pada 28 April. Pada 2 Mei hasil laboratorium menunjukkan pasien positif terjangkit virus MERS CoV dan menjadi kasus pertama di Amerika Serikat.

“Saat ini keadaan pasien stabil,” kata Kepala Badan Peneltian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan, Prof. Tjandra Yoga Adhitama, dalam surat elektroniknya, Sabtu, 3 Mei 2014.

Badan pencegahan penyakit menular Amerika Serikat (CDC) meski risiko ancaman terhadap publik yang lebih luas masih rendah, pihaknya mengupayakan agar virus tidak tersebar. 

"CDC bekerja sama erat dengan Departemen Kesehatan Indiana dan rumah sakit untuk merespons cepat serta menyelidiki situasinya untuk mencegah penyebaran virus," kata Dr. Anne Schuchat, Direktur Pusat Imunisasi dan Penyakit Pernafasan seperti dilansir Los Angeles Times, Sabtu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sementara itu Arab Saudi menemukan 25 kasus baru dan dua kematian akibat virus itu.  Hari Jumat, tujuh orang dipastikan menderita MERS, ditambah 18 lagi pada hari ini. Total kasusnya di Arab Saudi saja hingga kini mencapai 396, dan 109 kematian.

Kasus baru itu termasuk sembilan di Riyadh, 10 di Jeddah, empat di Mekkah dan dua di Medinah. Pada Juli mendatang diperkirakan akan lebih banyak jemaah dari seluruh dunia akan mengunjungi Mekkah dan Madinah dalam rangka bulan suci Ramadhan. Jutaan lagi akan tiba awal Oktober untuk menunaikan Ibadah Haji. (Baca juga:Ini Cara Terhindar dari Virus Corona )

Hingga kini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum menetapkan larangan bepergian ke Arab Saudi. Belum ada vaksin maupun pengobatan yang khusus bagi virus dengan angka kematian 40 persen itu. ( Baca:Ilmuwan Klaim Temukan Penangkal Penyakit MERS)

REUTERS | LOS ANGELES TIMES | NATALIA SANTI

Terpopuler
Jokowi Nyapres, Ahok: Kacau-Balau Jakarta Ini

Soal Century, Raden Pardede Akui Sri Mulyani Lapor ke JK 

Ahok: Jokowi Jangan On-Off


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


WHO Laporkan Kasus MERS di Arab Saudi, Dua Orang Tewas

37 hari lalu

MERS pernah mewabah di Arab Saudi pada 2015, yang sempat terjadi 1.038 kasus, dengan 592 pasien pulih, sementara 487 meninggal. CCTV+
WHO Laporkan Kasus MERS di Arab Saudi, Dua Orang Tewas

Terdapat empat kasus MERS-CoV yang dikonfirmasi, dua diantaranya berujung pada kematian dan dilaporkan ke WHO oleh Arab Saudi


Piala Dunia 2022 Dibayangi Flu Unta, WHO: 35 Persen Pasien Terinfeksi Meninggal

16 Desember 2022

Ilustrasi pria flu. shutterstock.com
Piala Dunia 2022 Dibayangi Flu Unta, WHO: 35 Persen Pasien Terinfeksi Meninggal

Ajang sepak bola Piala Dunia 2022 di Qatar dibayang-bayangi sebaran flu unta atau MERS. Seberapa berbahanya dan Bagaimana gejalanya?


Upamecano dan Rabiot Terserang Virus Menjelang Final, Didier Deschamps Ambil Tindakan Pencegahan

15 Desember 2022

Pelatih Prancis Didier Deschamps. REUTERS
Upamecano dan Rabiot Terserang Virus Menjelang Final, Didier Deschamps Ambil Tindakan Pencegahan

Didier Deschamps mengatakan Upamecano dan Rabiot tidak tampil di semifinal setelah menderita sakit dalam beberapa hari terakhir.


Bayang-bayang Flu Unta dan Piala Dunia 2022, Kenali Gejala dan Pencegahannya

15 Desember 2022

Piala Dunia 2022. (Reuters/Wikipedia)
Bayang-bayang Flu Unta dan Piala Dunia 2022, Kenali Gejala dan Pencegahannya

Sebelum perhelatan Piala Dunia 2022, terdapat setidaknya 2.600 kasus flu unta yang terkonfirmasi dan 935 di antaranya menyebabkan kematian.


Piala Dunia Qatar, Suporter Negara Lain Diminta Waspada Flu Unta

8 Desember 2022

Sejumlah suporter timnas Inggris berkumpul bersama di Doha, Qatar, 11 November 2022. Aksi para suporter ini untuk mendukung timnas Inggris yang akan bertanding dalam laga Piala Dunia 2022 nanti. REUTERS/John Sibley
Piala Dunia Qatar, Suporter Negara Lain Diminta Waspada Flu Unta

MERS adalah satu dari delapan risiko infeksi potensial yang secara teoritis dapat muncul selama Piala Dunia Qatar 2022.


NeoCoV dan Mutasi Virus Corona, Ini Alasan untuk tidak Panik

31 Januari 2022

Ilustrasi virus corona. Sumber: wikipedia.org
NeoCoV dan Mutasi Virus Corona, Ini Alasan untuk tidak Panik

Masyarakat diminta tak panik dengan kabar tentang NeoCoV, jenis yang lain lagi dari keluarga virus corona--berbeda dari SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.


Sembuhkan Kera dari MERS, Vaksin Diuji untuk COVID-19

20 April 2020

Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic
Sembuhkan Kera dari MERS, Vaksin Diuji untuk COVID-19

MERS-CoV adalah kerabat dari sindrom pernafasan akut parah virus corona 2 (SARS-CoV-2), yang menyebabkan penyakit COVID-19.


Infeksi Virus Corona, Begini Badai Sitokin Bisa Bikin Fatal

3 April 2020

Pasien virus Corona dirawat di satu rumah sakit di Teheran, Iran pada 1 Maret 2020. [WASHINGTON TIMES]
Infeksi Virus Corona, Begini Badai Sitokin Bisa Bikin Fatal

Infeksi virus corona COVID-19 dan bahkan sekadar influenza bisa berujung fatal karena fenomena yang disebut badai sitokin.


Awas Tertular, Virus Corona Bisa Bertahan 5 Hari pada Kertas

19 Maret 2020

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Awas Tertular, Virus Corona Bisa Bertahan 5 Hari pada Kertas

Pandemi virus corona, membuat masyarakat semakin khawatir. Selain antar manusia, virus corona bisa bertahan lama di permukaan berbahan ini.


Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Imun Anak versus COVID-19

16 Maret 2020

Petugas PT KAI Daop 1 Jakarta memeriksa suhu tubuh anak penumpang kereta sebagai bagian dari sosialisasi pencegahan virus Corona, di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Senin, 9 Maret 2020. Tak hanya memeriksa suhu tubuh, petugas juga turut membagikan masker gratis hingga mempraktekkan cara mencuci tangan yang benar. TEMPO/Muhammad Hidayat
Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Imun Anak versus COVID-19

Sejauh ini tidak ada anak-anak yang sakit parah, apalagi meninggal, akibat penyakit virus corona 2019 alias COVID-19.