TEMPO.CO, Sao Paulo - Jelang Piala Dunia 2014, tuan rumah upacara pembukaan Sao Paulo, Brasil, dilaporkan memberlakukan "penjatahan air" setelah mengalami kekeringan terburuk dalam sejarah kota itu. Kurang dari enam minggu sebelum perhelatan sepak bola internasional digelar, Sao Paulo dikabarkan mengalami penurunan permukaan air sebanyak 11 persen.
"Sampai sore saya tidak dapat air. Saya telah menelepon SABESP, perusahaan air negara, sebanyak 12 kali, tapi mereka bilang tidak ada penjatahan air," kata seorang warga, seperti dilaporkan The Telegraph, Kamis, 1 Mei 2014.
Sejumlah warga pun melaporkan hal yang sama. Namun, pihak berwenang membantah melakukan penjatahan aliran air di kawasan itu.
Para ahli telah memperingatkan bahwa jika situasi tidak membaik, maka akan mempengaruhi wisatawan yang diperkirakan akan datang satu bulan sebelum acara dimulai pada 12 Juni nanti. Apa lagi konsumsi air di hotel-hotel besar juga akan meningkat ketika para penggemar bola mulai berdatangan.
"Jika terus seperti ini, akan jadi lelucon besar selama Piala Dunia. Masalah ini sangat serius karena sudah dekat dengan acara, pemerintah tidak melakukan pekerjaan yang perlu dilakukan," kata Paulo Cosra, direktur perusahaan konsultan penggunaan air, H2C.
Meski membantah ada penjatahan air, Geraldo Alckim, gubernur Sao Paulo, mengumumkan awal pekan ini akan mulai diberlakukan denda bagi mereka yang meningkatkan konsumsi air bulan April dan Mei. Di sisi lain, pihak SABESP juga akan melakukan kampanye penggunaan air yang bijaksana dan menawarkan diskon 30 persen bagi keluarga yang mengurangi konsumsi keperluan air mereka.
RINDU P. HESTYA | THE TELEGRAPH
Berita lain:
Buruh Perusahaan Prabowo Tagih Tunggakan 4 Bulan Gaji
Dosa Hary Tanoesoedibjo pada Hanura
Terungkap, Moyes Kecewa Berat pada Bintang MU Ini
Pesan Berantai Olga Syahputra Meninggal, Hoax
Ingin Ketemu Mega, SBY Harus Jawab Lima Pertanyaan
Rooney Tak Mau MU Dilatih Louis van Gaal