TEMPO.CO, Jakarta - Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) mendesak pemerintah Republik Cek minta maaf atas penangkapan 10 warga negara Indonesia, termasuk diplomat Indonesia, yang akan melaksanakan salat Jumat di pusat komunitas Islamic Foundation Praha, Republik Cek. Insiden itu terjadi pada 25 April 2014 dengan dalih membubarkan diskusi buku berjudul The Bases of Tauhid: The Islamic Concept of God yang dianggap sebagai ancaman dari gerakan Islam garis keras.
"Sore ini kami layangkan surat ke Kedutaan Besar Republik Cek di Jakarta. KBRI di Cek juga sudah menyatakan protes ke pemerintah Cek. Namun belum ada respons sampai saat ini," kata Ketua Bidang Dakwah GPII, Nanang Kosim, dalam jumpa pers di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu, 30 April 2014. (Baca: Dituduh Teroris, Diplomat RI Diciduk Polisi Cek)
Nanang menuturkan, jika dalam satu kali 24 jam pemerintah Republik Cek tidak memohon maaf dan tidak ada tindakan tegas atas insiden tersebut, maka GPII akan menindaklanjutinya dengan aksi ke kedutaan Republik Cek pada Jumat, 2 Mei 2014. Tindakan aparat kepolisian itu dianggap telah melanggar hak asasi manusia dengan menebar teror tanpa alasan. (Baca: Indonesia Protes Pemerintah Republik Cek)
Menurut dia, mereka telah menodai masjid dengan menyerobot masuk tanpa melepas alas kaki, dan hal ini tidak mengindahkan etika memasuki masjid. Insiden ini juga dinilai telah melecehkan kerja sama diplomatik antara Indonesia dan Republik Cek dengan menebar ketakutan kepada pejabat diplomat KBRI di negara itu.
Nanang mengatakan pihaknya menuntut pemerintah Republik Cek menghukum pihak-pihak yang bertanggung jawab atas insiden itu. Selain itu, pemerintah Republik Cek harus meminta maaf kepada rakyat Indonesia dan umat Islam di seluruh dunia.
APRILIANI GITA FITRIA
Baca juga:
PPP Tarik Dukungan, Prabowo Lempar Ponsel
Puluhan Orang Tua Siswa JIS Mengaku Terganggu KPAI
Indonesia Protes Pemerintah Republik Cek
KPAI: Pelaku Mengaku Korban JIS Banyak
Andi Mallarangeng: Kementerian Keuangan Kebobolan 3-0
Saat Prabowo Bertemu PPP, Terdengar Suara 'Dor!'