TEMPO.CO, Slovyansk - Separatis bersenjata pendukung Rusia menyandera 13 pengamat dari Eropa, termasuk lima aparat militer Ukraina, di satu kota di wilayah timur Ukraina. Milisi menuding mereka sebagai pejabat Pakta Pertahanan Atlantik Utara dan mata-mata yang secara ilegal memasuki wilayah kekuasaan milisi itu tanpa izin.
Usaha membebaskan para pengamat ditolak oleh milisi. Sebaliknya, mereka mengajukan pertukaran sandera dengan persenjataan dan uang. Seorang pemimpin kelompok separatis bernama Vyacheslav Ponomaryov mengatakan para pengamat itu merupakan anggota tim Organization for Security and Cooperation in Europe (OSCE), yang beranggotakan Jerman, Polandia, Denmark, Republik Czeh, dan Swedia. (Baca: Jiwa Terancam, Jurnalis Rusia Adukan Ukraina ke PBB)
OSCE, ujar dia, mewakili negara-negara pemasok senjata dan uang bagi pemerintahan Ukraina di bawah kendali Kiev yang tidak mereka akui. "Kami mau menukar mereka untuk menentang junta fasis di Kiev," kata Vyacheslav kepada The Times, Sabtu, 26 April 2014. (Baca: Ukraina Menuduh Rusia Kobarkan Perang Dunia III)
Presiden Ukraina yang baru terpilih, Oleksandr Turchynov, di laman situs parlemen negara itu, Sabtu, 26 April 2014, mengatakan 13 anggota tim OSCE, termasuk lima aparat militer Ukraina, yang diculik separatis itu tidak akan dilepaskan sebelum ada perintah langsung dari Kremlin, kantor pemerintahan Presiden Rusia Vladimir Putin. "Kremlin yang mengkoordinasi dan memberikan dukungan terbuka kepada teroris bersenjata yang menguasai gedung pemerintahan, menyandera, membunuh, dan menyiksa orang-orang," kata Oleksandr. (Baca: Rusia Tuduh Barat Ada di Balik Jatuhnya Presiden Ukraina)
LA TIMES | MARIA RITA HASUGIAN
Terpopuler:
Paus Yohanes Paulus II dan Paus Yohanes Jadi Santo
Kebakaran Hanguskan 500 Rumah di India
Jiwa Terancam, Jurnalis Rusia Adukan Ukraina ke PBB