TEMPO.CO, London - Polisi Inggris meminta wanita muslim untuk menghalangi anak-anak muda di komunitas mereka pergi berperang di Suriah. Ini adalah taktik terbaru pemerintah Eropa yang khawatir akan risiko keamanan yang ditimbulkan oleh anak muda yang diradikalisasi oleh perang di luar negeri.
Pemerintah memperkirakan beberapa ribu orang Eropa pergi ke Suriah sejak berlangsungnya perang sipil untuk menjatuhkan Presiden Bashar al-Assad yang dimulai tiga tahun lalu itu. Belanda menyatakan pekan ini bahwa puluhan warganya telah diradikalisasi di Suriah, dan Prancis mengumumkan langkah-langkah sendiri untuk melawan fenomena tersebut.
"Saya sangat prihatin melihat jumlah anak muda yang pergi ke Suriah," kata Helen Ball, Koordinator Nasional Inggris untuk Penanggulangan Terorisme, kepada wartawan setelah pertemuan dengan 40 perempuan dari berbagai organisasi, dalam peluncuran baru kampanye kebijakan anti-terorismenya.
Helen mengatakan tujuan pertemuan ini adalah melihat bagaimana wanita bisa menentang motivasi anak muda muslim, terutama laki-laki, pergi ke Suriah, baik itu untuk berperang maupun memberikan bantuan, yang "mungkin menjadi radikal dan menjadi ancaman yang lebih besar setelah pulang".
Sejak serangan 11 September 2001 di New York dan Washington, Inggris khawatir warga negaranya bepergian ke kamp-kamp pelatihan militan di luar negeri, kemudian memunculkan risiko keamanan potensial di dalam negeri. Populasi warga muslim di Inggris sekitar 2,7 juta orang.
Kekhawatiran tersebut meningkat setelah empat anak muda muslim Inggris, dua di antaranya pergi ke kamp-kamp Al-Qaeda di Pakistan, melakukan serangan bom bunuh diri di London pada bulan Juli 2005 yang menewaskan 52 orang.
Pada Februari 2014, militan Islam merilis sebuah video yang menyebutkan bahwa orang Inggris melakukan pengeboman bunuh diri di sebuah penjara di Aleppo, Suriah. Minggu lalu, seorang remaja dari Inggris selatan dilaporkan tewas dalam pertempuran di Suriah.
"Kami tahu bahwa isu Suriah menjadi keluhan terutama di kalangan pemuda muslim. Ini adalah sesuatu dan mereka merasa ingin berbuat sesuatu untuk itu," kata Sajdah Mughal dari badan amal JAN yang bekerja dengan perempuan muslim yang kurang beruntung.
"Ibu adalah orang yang harus melindungi anaknya agar tidak melakukan perjalanan ke Suriah," kata Mughal, yang lolos tapi mengalami cedera serius akibat pengeboman di London tahun 2005.
REUTERS | ABDUL MANAN
Berita Lainnya
Jet Rusia Terobos Wilayah Udara Belanda
Operasi Plastik di Korea, Warga Cina Sulit Pulang
Pesawat Malaysia Airlines Bermasalah Lagi
Jasad Korban Feri Sewol dalam Kondisi Mengenaskan
Barang Kesayangan Bruce Lee Dilelang
Jasad Bocah Pemanggil Bantuan Feri Sewol Ditemukan