TEMPO.CO, Katanga – Setidaknya 63 orang tewas setelah sebuah kereta barang tergelincir di Katanga, Republik Demokratik Kongo, pada Selasa, 22 April 2014. Meski merupakan kereta barang, sejumlah penumpang turut naik di sana. Bahkan beberapa di antara mereka berada di atas gerbong.
Kepada BBC, Rabu, 23 April 2014, Menteri Dalam Negeri Kongo menyatakan 80 orang terluka parah dan tujuh lainnya masih terjebak di bawah puing-puing. Meski kereta tergelincir pada Selasa pagi, tim penyelamat baru bisa tiba pada malam harinya.
Baca juga:
Penyelidikan awal menunjukkan sang masinis melajukan keretnya dengan kecepatan tinggi, yakni sekitar 60 kilometer per jam. Padahal, batas kecepatan aman adalah 40 kilometer per jam. Masinis kemudian mencoba menurunkan kecepatan saat berada di tikungan. Namun nahas, kereta justru tergelincir.
Di samping itu, sebagian besar jaringan kereta di negara Afrika ini merupakan peninggalan zaman kolonial. Selama bertahun-tahun, sistem pemeliharaan kereta tidak berjalan dengan baik karena salah urus dan masalah konflik di negara ini.
ANINGTIAS JATMIKA | BBC
Terpopuler
Dubes Rusia: Krisis Ukraina Tanggung Jawab Kiev
Putin Pulihkan Hak Muslim Tatar di Crimea
KBRI: 51 WNI di Ukraina Aman dari Kerusuhan