TEMPO.CO, Incheon - Kecelakaan feri Sewol yang merenggut 150 nyawa penumpangnya diduga terjadi akibat kelalaian kru kapal. Sembilan kru sudah ditahan oleh polisi, termasuk sang kapten, Lee Joon-seok, yang seharusnya mengumumkan rencana evakuasi agar penumpang bisa menyelamatkan diri saat Sewol karam di perairan Jindo, Incheon, Korea Selatan, pekan lalu.
Namun Joon-seok membela diri. Ia mengaku sakit pinggang ketika kapal mulai karam sehingga tak bisa memberi instruksi penyelamatan. Ia pun meninggalkan kapal lebih dulu.
Kebenaran perkataan Lee kemudian di tes oleh kepolisian. Mereka membawa pria 69 tahun itu ke rumah sakit Mokpo untuk dicek fisiknya, termasuk dengan sinar X pada Sabtu lalu. Namun pengakuan Lee ternyata palsu, karena tim dokter mengatakan ia tidak sakit pinggang.
Sementara itu, berdasarkan hasil penyidikan, tim investigasi menemukan bahwa ternyata tak satu pun dari awak Sewol yang mengetahui cara evakuasi penumpang dalam keadaan darurat.
"Tak satu pun dari awak Sewol, termasuk kapten, yang benar-benar profesional," kata seorang penyidik, seperti dilaporkan Chosun Ilbo, Selasa, 23 April 2014.
Para peneliti juga mengatakan tidak ada awak feri Sewol yang mengikuti pelatihan untuk penanganan kecelakaan. Padahal, menurut standar manual dari operator kapal Sewol, Chonghaejin Marine, semua awak harus berlatih selama sepuluh hari untuk penyelamatan penumpang, memadamkan api, dan cara meninggalkan kapal.
Selain itu, awak juga harus memahami cara menangani kerusakan kapal yang disebabkan oleh tabrakan, menghantam batu, atau masalah mesin selama enam bulan.
RINDU P. HESTYA | CHOSUN ILBO
Berita Lain:
Pedofil Buron FBI Pernah 10 Tahun Jadi Guru di JIS
Pedofil Buron FBI Eks Guru JIS Lecehkan 90 Bocah
Cari MH370, Malaysia Ajukan Kesepakatan Baru