TEMPO.CO, Moscow - Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit untuk merehabilitasi beberapa etnis minoritas yang diusir secara massal oleh Joseph Stalin, pemimpin Uni Soviet, pada tahun 1944. Pengusiran terjadi karena banyak di antara mereka dianggap pendukung pasukan Nazi Jerman di bawah pimpinan Hitler.
Etnis minoritas yang direhabilitasi itu, antara lain etnis muslim Tatar Crimea yang diusir Stalin ke Asia Tengah pada masa Perang Dunia Kedua. Saat ini populasi etnis Tatar di Crimea, bekas wilayah otonomi Ukraina, merdeka dan bergabung dengan Rusia, mencapai 250 ribu orang atau seperdelapan dari populasi seluruh penduduk Crimea. (Baca: Putin Tarik Pasukan Rusia dari Crimea)
Selain Tatar, Putin juga merehabilitasi etnis Armenia, Jerman, dan Yunani.
"Saya telah menandatangani dekrit untuk merehabilitasi populasi penduduk Tatar Crimea, penduduk Armenia, Jerman, Yunani. Mereka semua menderita di Crimea selama penindasan Stalin," kata Putin dalam pertemuan dengan Dewan Negara dan diliput oleh media pemerintah Rusia seperti dilansir Reuters, Senin, 21 April 2014.
Putin juga menyetujui bahasa Tatar menjadi bahasa resmi ketiga di Crimea. Dekrit juga menggarisbawahi tentang pembangunan sosial ekonomi di beberapa kawasan yang terlantar dan terpuruk kehidupan sosial etnis-etnis minoritas tersebut.
Namun pemimpin majelis Tatar Crimea Mustafa Dzhemilev mengatakan dengan dekrit itu Rusia lagi menarik perhatian Crimea. Mustafa sendiri tidak mengakui kemerdekaan Crimea yang kemudian bergabung dengan Rusia. (Baca: Indonesia Tidak Akui Referendum Crimea)
Dekrit Putin itu telah diposting di situs Kremlin dengan mengatakan dekrit bertujuan memulihkan keadilan sejarah dan mencabut sanksi deportasi terhadap kelompok etnis-etnis itu dan mengakhiri pencederaan hak-hak mereka.
Penduduk Tatar Crimea, yang asalnya dari Turki, mendominasi Crimea ketika berada di bawah kekuasaan Imperium Ottoman di abad pertengahan. Dengan semakin banyaknya penduduk etnis Rusia yang mendapatkan lahan di kawasan itu, membuat jumlah etnis Tatar mengalami penurunan.
Pasukan Nazi menguasai Crimea di awal pecah Perang Dunia kedua lewat pertarungan panjang dan brutal. Crimea berada dalam genggaman Jerman hingga Mei 1944 dan terusir dari Crimea setelah Stalin mencurigai mereka sebagai simpatisan pasukan Nazi. (Baca: Setelah Crimea, Donetsk Proklamasikan Kemerdekaan)
REUTERS | RUSSIA TODAY | MARIA RITA HASUGIAN
Terpopuler:
Soal Arloji, Media Singapura Serang Moeldoko
SBY Kaget Hadi Poernomo Jadi Tersangka
Eko Patrio dan Muhaimin Keok di Kota Madiun