TEMPO.CO, Icheon - Hampir sepekan ini tim penyidik terus mencari penyebab tenggelamnya kapal feri Sewol di perairan Pulau Jindo, Icheon, Korea Selatan, Rabu, 16 April 2014. Bukti terbaru menunjukkan kapal berbobot mati 6.825 ton itu diperkirakan mengalami pemadaman arus listrik sehingga kapal yang mengarah ke Pulau Jeju ini terbalik dan tenggelam.
Kementerian Kelautan dan Perikanan Korea Selatan telah menganalisis sistem identifikasi otomatis pada feri Sewol, Senin, 21 April 2014. Kementerian menemukan kapal yang membawa 476 penumpang ini mengalami pemadaman listrik selama 36 detik sebelum akhirnya tenggelam.
Namun hingga saat ini penyebab gangguan listrik itu belum diketahui. "Kami perlu menyelidiki lebih lanjut untuk menentukan mengapa kapal ini berbelok tajam ke kanan setelah arus listrik padam," kata seorang pejabat Kementerian seperti dikutip Chosun Ilbo, Selasa, 22 April 2014.
Sebelumnya Park Han-gyeol, navigator kapal Sewol, mengatakan kepada pihak kepolisian bahwa ia memang meminta nakhoda untuk mengarahkan kapal lima derajat ke kanan. Nakhoda pun membenarkan hal itu dan mengikuti instruksi navigator, tapi ia juga tidak tahu mengapa kapal malah jadi berbelok sangat tajam.
Kapten feri, Lee Joon-seok, dan beberapa awaknya sudah ditahan petugas untuk dimintai pertanggungjawaban. Presiden Korea Selatan Park Geun-hye juga mengecam sikap kapten serta awaknya itu dan menyetarakan tindakan mereka dengan aksi pembunuhan.
RINDU P HESTYA
Berita Lain:
Biaya Pencarian MH370 Mulai Dikeluhkan
Kisah Pasangan Setia Hingga Akhir Hayat
Putin Tak Tertarik Kuasai Alaska