TEMPO.CO, New York - Departemen Polisi New York (NYPD) menutup sebuah unit yang bertugas melacak kehidupan sehari-hari umat Islam pada Selasa, 15 April 2014. Selama ini divisi tersebut bertugas mendeteksi ancaman teror. Namun, keberadaannya telah memicu kontroversi. "Kini, detektif yang berada di unit itu telah dipindahkan ke Departemen Divisi Intelijen," ujar juru bicara NYPD, Stephen Davis.
Menurut Wali Kota Bill de Blasio, penutupan itu merupakan langkah penting untuk meredakan ketegangan antara polisi dan penduduk New York. Dengan demikian, polisi dan masyarakat dapat saling membantu menghadapi orang jahat.
Selama ini NYPD bekerja sama dengan agen CIA untuk memata-matai tempat tinggal umat muslim. Mereka memata-matai aktivitas belanja, bekerja, dan berdoa pemeluk Islam. "Para detektif mengenakan pakaian sipil dan menyusup ke kelompok mahasiswa muslim," tulis krqe.com. "Juga masuk ke masjid-masjid dan memantau khutbah serta katalog keagamaan."
Cerita pengintaian NYPD terhadap muslim pernah diulas Associated Press. Sejak itu, dua tuntutan sipil diajukan. Isinya menentang penyelidikan itu karena dianggap inkonstitusional. "Sebab, mereka terfokus terhadap salah satu agama, ras, dan asal negara saja."
Mantan Komisaris Polisi Ray Kelly pernah membela taktik pengawasan ini. Menurut dia, penyidik melakukan pengamatan sesuai dengan pedoman Kepolisian dan mencoba menciptakan sistem peringatan dini dari terorisme.
Namun, masyarakat mengajukan deposisi pada 2012. Isinya seorang kepala NYPD bersaksi jika divisi itu belum pernah menghasilkan penyelidikan yang berindikasi ke terorisme. Padahal, unit tersebut sudah bekerja selama empat tahun.
KRQE | DNA INFO NEW YORK | CORNILA DESYANA
Terpopuler:
Mesin Penjual Mariyuana Pertama Dunia Ada di AS
Sempat Gagal, Bluefin Menyelam Lagi Cari MH370
Liput Perang di Suriah, 3 Jurnalis Libanon Tewas
Dua Pria Pakistan Diduga Makan Mayat Bayi
Celoteh Snowden Ikhwal Pulitzer