TEMPO.CO, Tripoli - Dua putra Muammar Qhadafi, Saif Al Islam dan Saadi, maju ke meja persidangan pada Senin, 14 April 2014. Bersama tiga lusin mantan pejabat Libya, keduanya menghadapi peradilan dengan tuduhan kejahatan perang selama masa aksi protes penggulingan ayah mereka tahun 2011. "Selain dugaan pembunuhan, keduanya juga disangkakan merampas kas negara," tulis Al Jazeera.
Untuk persidangan itu, jaksa telah menyiapkan sebundel alat bukti. Seperti wawancara 200 saksi, 40 ribu lembar dakwaan, dan rekaman audio serta video. Semua alat bukti itu diduga menunjukkan bila keduanya telah mengeluarkan instruksi ke satuan keamanan untuk menembaki pengunjuk rasa.
Menghadapi persidangan itu, keamanan di penjara Hadba, Tripoli, diperketat. Kawat berduri dengan mobil lapis baja dan keamanan bersenajata mesin mengelilingi benteng itu.
Saif, 41 tahun, ditangkap pemimpin milisi di kota pegunungan Zintan pada November 2011. Di luar negeri, Saif dikenal sebagai playboy atau pria hidung belang. Ia kerap menggelar pesta mewah dan sempat bersenang-senang dengan keluarga Kerajaan Inggris, di Istana Buckingham. (Baca:Putra Qadhafi Muncul di Pengadilan)
Adiknya, Saadi, tak kalah flamboyan. Pria 40 tahun itu mencapai ketenaran sebagai pemain sepakbola di tiga klub Seri A: Perugia, Udinese, dan Sampdoria.
Seharusnya, kedua putra Qhadaffi disidang di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Namun pemerintah Libya menolaknya. Menurut pengacara dari ICC, yang ditunjuk Saif, John Jones, pengadilan akan berlangsung melalui hubungan video dari Zintan. "Yang sebenarnya merupakan pelanggaran mendasar terhadap hak pengadilan yang adil," ujar Jones. (Baca:Anak Qadhafi Ingin Digantung di Libya)
Juru bicara penuntut, Seddick al-Sour, bersumpah akan menjalankan persidangan dengan adil dan terbuka. Begitu pun dengan juru bicara pemerintah Ahmed Lamin. "Saya memastikan kepada publik persidangan akan sesuai dengan prosedur hukum yang benar," ujar Lamin.
AL JAZEERA | REUTERS | CORNILA DESYANA
Terpopuler:
Penembakan di Kawasan Yahudi, Tiga Orang Tewas
Tersangka Pembunuh 2 TNI AL di Thailand Berkurang
Kebakaran Besar Hanguskan Cile, 11 Orang Tewas