TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Thailand dinilai menutup-nutupi kasus hilangnya dua personel TNI Angkatan Laut yang diduga dibunuh oleh nelayan Thailand pada Selasa, 8 April 2014 lalu. (Baca: Dua TNI AL Dibunuh, 9 Nelayan Thailand Tersangka)
Kepala Subdinas Penerangan Umum Angkatan Laut Kolonel Suradi mengatakan dari informasi pemerintah Thailand, jumlah nelayan yang ditangkap berubah-ubah. "Tadinya 12 orang, lalu kabur jadi tinggal sembilan orang, lalu kabur lagi dan sekarang tinggal tujuh orang," kata Suradi saat dihubungi Tempo pada Ahad malam, 13 April 2014. "Ini sepertinya ada yang ditutup-tutupi."
Menurut Suradi, pemerintah Thailand sengaja menutup-nutupi tindak kriminal yang dilakukan oleh warga negaranya karena negeri gajah itu khawatir mendapat sanksi internasional. Sebab, para nelayan itu telah memasuki wilayah perairan Indonesia secara ilegal. "Kalau kapal penangkap ikan yang legal kan namanya sudah jadi KM (kapal motor), sedangkan kapal yang ditemukan itu tanpa nama," katanya.
TNI Angkatan Laut telah mengirimkan surat kepada pemerintah Thailand untuk menanyakan perkembangan pencarian kedua TNI AL yang hilang itu. Sampai saat ini, kata Suradi, belum ada informasi dari otoritas Thailand ihwal hasil pencarian itu. Mereka yang hilang di laut Natuna adalah Sersan Mayor Alfriansyah dan karyawan Angkatan Laut bernama Edi.
Suradi mengatakan tidak tahu sampai kapan pencarian oleh TNI Angkatan Laut dan Angkatan Laut Thailand akan terus berlangsung. "Kami menunggu surat resmi dari pemerintah Thailand," katanya.
APRILIANI GITA FITRIA
Topik terhangat:
Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | MH370 | Prabowo
Berita terpopuler:
Bayi Meninggal di Pesawat Lion Air
Intelijen Rusia: MH370 Dibajak Teroris Afganistan
20 Caleg Inkumben Dilaporkan Ke KPK