TEMPO.CO, Washington – Konflik antara Rusia dan Ukraina memanas. Setelah NATO merilis gambar yang menunjukkan kekuatan militer Rusia di perbatasan Ukraina, Amerika Serikat menuduh Rusia menggunakan pasokan energi sebagai "alat pemaksaan" untuk mengendalikan Ukraina.
Dilaporkan BBC, di Washington, juru bicara Departemen Luar Negeri, Jen Psaki, mengutuk "upaya Rusia menggunakan energi sebagai alat pemaksaan" terhadap Ukraina. Memang, selama ini Rusia merupakan pemasok sumber energi terbesar untuk Ukraina.
Menurut Psaki, ketergantungan ini dimanfaatkan Rusia. Ukraina diminta membayar gas Rusia dengan harga yang tidak sesuai dengan harga pasar.
Tidak hanya itu, Presiden Rusia Vladimir Putih juga telah menulis peringatan kepada 18 negara Eropa bahwa jika Ukraina tidak segera membayar utang gasnya maka akan tercipta "situasi krisis". Menurut Gazprom, raksasa energi Rusia, utang Ukraina mencapai US$ 2,2 miliar.
Ada kekhawatiran bahwa ketegangan ini akhirnya akan memicu kekurangan gas di Eropa, mengingat pasokan gas dari Rusia ke sejumlah negara Eropa melalui pipa transit yang berada di Ukraina.
Sebelumnya, beberapa negara Uni Eropa mengalami kekurangan gas. Namun mereka mengatakan masih memiliki persediaan tambahan untuk menangani setiap gangguan seperti sekarang.
Menanggapi hal ini, Washington juga tengah bekerja sama dengan Ukraina untuk menyediakan pembiayaan guna memenuhi kebutuhan negara ini sehingga Ukraina tak perlu lagi bergantung pada Rusia.
ANINGTIAS JATMIKA | BBC
Terpopuler
Alaska Tuntut Bergabung dengan Rusia
Rusia Akhiri Kerja Sama Siaran dengan VOA
Penculik Turis di Malaysia Minta Rp 127 Miliar
NATO: Militer Rusia Membesar di Perbatasan Ukraina