Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Novel 'Doctor Zhivago' dan Propaganda CIA  

Editor

Abdul Manan

image-gnews
Lambang Central Intelligence Agency (CIA), badan intelijen Amerika, yang terdapat di Lobi Markas Besar CIA di Langley. cia.gov
Lambang Central Intelligence Agency (CIA), badan intelijen Amerika, yang terdapat di Lobi Markas Besar CIA di Langley. cia.gov
Iklan

Setelah pertama mencoba untuk mengatur pencetakan rahasia novel melalui penerbit kecil New York, CIA menghubungi dinas intelijen Belanda, BVD. Pejabat CIA telah mengikuti laporan adanya publikasi "Doctor Zhivago" dalam bahasa Rusia oleh sebuah penerbitan akademik di Den Haag dan bertanya apakah mungkin untuk mendapatkan salinan kopi-nya lebih awal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kedua lembaga intelijen ini dikenal sangat dekat. CIA pada tahun 1958 menggaji sekitar 50 dari 691 anggota staf BVD, dan karyawan baru badan intelijen itu dilatih di Washington. Joop van der Wilden, seorang perwira BVD, dikirim ke Kedutaan Besar AS di Den Haag untuk membahas masalah ini dengan Walter Cini, seorang perwira CIA yang ditempatkan di sana, menurut wawancara dengan mantan pejabat intelijen Belanda.

Cini mengatakan bahwa itu akan menjadi pekerjaan yang sangat diburu waktu, tetapi CIA bersedia untuk menyediakan naskah dan membayar dengan baik untuk mencetak buku kecil "Doctor Zhivago." Dia menekankan bahwa tidak boleh ada jejak keterlibatan AS atau CIA di dalam pencetakan buku itu.

Pada awal September 1958, edisi bahasa Rusia pertama "Doctor Zhivago" bergulir dari mesin cetak, bersampul biru dengan penerbit Mouton dari Den Haag.

Buku-buku itu, dibungkus kertas cokelat dan tertanggal 6 September, dikemas ke belakang station wagon besar Amerika dan dibawa ke rumah Cini. Dua ratus eksemplar dikirim ke kantor pusat CIA di Washington. Sebagian besar dari buku-buku yang tersisa dikirim ke kantor CIA atau asetnya di Eropa Barat: 200 ke Frankfurt, 100 ke Berlin, 100 ke Munich, 25 ke London, dan 10 ke Paris. Paket terbesar, sebanyak 365 buku, dikirim ke Brussels.

Cetakan "Doctor Zhivago" tentu saja tidak dapat diberikan di paviliun AS di acara pameran internasional itu. CIA lantas memiliki sekutu terdekatnya untuk membantu: stan Vatikan.

Paviliun Vatikan, disebut Civitas Dei, Kota Tuhan, dan imigran Katolik Rusia mendirikan perpustakaan kecil "agak tersembunyi" di balik tirai lepas Chapel of Silence, tempat untuk merenungkan penindasan komunitas Kristen di seluruh dunia.

Di sana, edisi "Doctor Zhivago" yang disponsori CIA diberikan kepada warga Soviet yang mengunjungi stan pameran itu. Beberapa orang yang mendapat novel itu merobek penutupmya, membagi halaman, dan memasukkannya di saku mereka agar bukunya lebih mudah untuk disembunyikan.

CIA cukup senang dengan hasil itu. "Fase ini dapat dianggap selesai dengan sukses," kata sebuah memo CIA tertanggal 10 September 1958.

Di Uni Soviet, hadirnya novel ini dengan segera sampai ke Pasternak. Bulan itu ia lantas menulis kepada seorang teman di Paris, "Apakah benar bahwa Doctor Zhivago muncul dalam bahasa aslinya? Tampaknya pengunjung pameran di Brussels telah melihatnya."

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.


Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Bupati terpilih Sabu Raijua, NTT, Orient P Riwu Kore menjadi perbincangan setelah disebut-sebut sebagai warga negara Amerika Serikat. Orient mengakui sempat memiliki paspor AS, namun tidak lantas mengubah status kewarganegaraannya. Facebook.com
Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020


Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.


Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.


Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Ilustrasi microchip semikonduktor. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.


Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Sekitar ratusan ribu warga Amerika Serikat turun ke jalan pada Sabtu, 30 Juni 2018, menuntut pemerintahan Presiden Donald Trump mengizinkan imigran masuk dan mempertemukan anak imigran dengan orang tua mereka. Reuters
Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.


Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol


Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Wartawan asal Amerika Serikat, Daniel Pearl, yang tewas dipenggal pada 2002. Sumber: The Times of Israel
Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.


Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Dokter umum Luisa Vera bereaksi setelah menerima vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer-BioNTech di Universitas Kesehatan Indiana, Rumah Sakit Methodist di Indianapolis, Indiana, Amerika Serikat, Rabu, 16 Desember 2020. Kredit: ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolsto/HP/djo/am.
Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19


Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Silinder berisi uranium di fasilitas nuklir Fordow, Iran.[IRNA]
Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran