TEMPO.CO, Yerussalem - Tim perunding Israel dan Palestina mengadakan pertemuan, Ahad malam, 6 April 2014, di Yerusalem, dengan utusan Amerika Serikat, Martin Indyk. Pertemuan itu untuk menemukan solusi atas krisis dalam pembicaraan damai yang terancam gagal.
Para pejabat senior Israel dan Palestina yang mengetahui rincian pertemuan tersebut mengatakan kedua pihak belum mencapai terobosan untuk bisa menyelamatkan perundingan damai yang dimediasi AS sejak tahun lalu itu.
Pertemuan berlangsung sekitar empat jam dan berakhir setelah tengah malam. Wakil dari Israel adalah Menteri Kehakiman Tzipi Livni dan Isaac Molho, utusan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu. Wakil dari Palestina adalah perunding senior Saeb Erekat dan Majed Faraj, Kepala Badan Intelijen Palestina.
Seorang pejabat senior Israel mengatakan pertemuan itu berlangsung positif dan serius, tapi sebagian besar perbedaan pendapat antara kedua kubu tetap tidak berubah. "Ada ketegangan, tapi ada juga niat serius untuk mencoba dan mengatasi krisis," kata pejabat itu. "Masih ada perbedaan pendapat mengenai cara terbaik untuk mengatasi situasi saat ini."
Wakil Palestina terdengar lebih pesimistis soal pertemuan itu. Seorang pejabat senior Palestina mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa pertemuan itu sangat tegang dan Israel menolak membebaskan kelompok keempat dari tahanan Palestina. Dalam pertemuan itu, juru runding Israel fokus menyuarakan ancaman terhadap Palestina.
Seorang pejabat AS, Senin, 7 April 2014 mengatakan pertemuan terbaru ini berlangsung serius dan "konstruktif". Keduanya juga meminta agar Amerika Serikat mengadakan pertemuan lain pada hari ini untuk melanjutkan usaha itu.
Pembicaraan damai ini dimulai Juli lalu dan ditargetkan bisa mencapai kesepakatan pada 29 April mendatang. Namun, hingga tenggat kian dekat, keduanya masih berselisih dalam beberapa prinsip. Antara lain, Palestina tak mau mengakui Israel sebagai negara Yahudi. Israel juga tak mengakui hak kembali kepada warga Palestina yang mengungsi, selain soal Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina masa depan.
Haaretz | Reuters | Abdul Manan
Berita Lainnya
Sebelum Jatuh, MH370 Lalui Wilayah Udara Indonesia
Zona Pencarian MH370 Pindah Lokasi
Mengapa Ahli Yakin Sinyal Kotak Hitam Milik MH370?
Nelayan Thailand Sempat Sandera Dua TNI AL
FIFA: Brasil Belum Siap Gelar Piala Dunia 2014
Soal Selfie Obama, Gedung Putih Panggil Samsung