Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Senat AS Setuju Laporan Interogasi CIA Dibuka

Editor

Abdul Manan

image-gnews
Lambang Central Intelligence Agency (CIA), badan intelijen Amerika, yang terdapat di Lobi Markas Besar CIA di Langley. cia.gov
Lambang Central Intelligence Agency (CIA), badan intelijen Amerika, yang terdapat di Lobi Markas Besar CIA di Langley. cia.gov
Iklan

TEMPO.CO, Washington -  Komite Intelijen Senat AS, Kamis 3 April 2014, melakukan pemungutan suara untuk mengumumkan sebagain dari laporan yang merinci metode interogasi dan penahanan kontroversial digunakan oleh badan intelijen AS, Central Intelligence Agency (CIA), terhadap para tersangka teror pasca serangan 11 September 2001 -yang dikenal dengan 9/11 .

Dengan 11-3 suara yang mendukung deklasifikasi atas ringkasan eksekutif laporan itu, tekanan sekarang bergeser ke CIA dan Gedung Putih untuk cepat memeriksa laporan yang mungkin membahayakan keamanan nasional dan membuka kepada publik. Deklasifikasi adalah menyatakan sebuah laporan tak lagi bersifat rahasia.

"Tujuan dari kajian ini adalah untuk mengungkap fakta di balik program rahasia ini, dan hasilnya mengejutkan," kata Senator Dianne Feinstein, yang memimpin Komite intelijen Senat. "Laporan ini memperlihatkan kebrutalan yang jelas bertentangan dengan nilai-nilai kita sebagai bangsa. Kronik ini menjadi noda dalam sejarah kita yang tidak bisa dibiarkan terjadi lagi."

Komunitas intelijen mengecam prospek dipublikasaikannya laporan Senat, yang ditulis oleh staf komite intelijen dari Demokrat dan Republik, tapi tidak termasuk wawancara langsung dengan pejabat CIA, karyawan kontrak atau pejabat pemerintahan di era George Bush. Komite melakukan pemungutan suara bulan Desember 2012 untuk menyetujui temuan itu, namun laporan itu tetap dirahasiakan.

Senator Richard Burr, anggota Kommite Senat, menyebut laporan itu "cacat dan bias", tapi akhirnya ia memilih mendukung deklasifikasi atas ringkasan eksekutif laporan itu.

"Saya berharap bahwa para penulis laporan tersebut memastikan bahwa publik Amerika diberi fakta, bukan fiksi," kata Burr. Dia menambahkan, "Namun, saya hari ini memberikan suara untuk mengumumkan laporan tersebut untuk memberi rakyat Amerika kesempatan untuk membuat penilaian mereka sendiri."

Tiga Senator Republik -James Risch dari Idaho, Dan Coats dari Indiana, dan Marco Rubio dari Florida- memilih menentang deklasifikasi itu. "Sayangnya, studi ini telah mengadu Komite Intelijen Senat dengan CIA dan menggangu fokus kita dari banyaknya ancaman yang dihadapi keamanan nasional kita," kata Risch dan Rubio dalam sebuah pernyataan bersama.

Washington Post melaporkan awal pekan ini bahwa pejabat pemerintah yang memeriksa laporan Komite Intelijen Senat setebal 6.300 halaman mengatakan, bagian yang paling mengganggu dari laporan itu bukan rincian penyiksaan terhadap tahanan, tetapi adanya perbedaan antara pernyataan pejabat senior CIA dan staf tingkat bawah yang terlibat langsung dalam program itu.

Para pejabat mengatakan kemampuan CIA untuk memperoleh intelijen berharga dari program penyiksaan yang disebut "teknik interogasi yang ditingkatkan" itu sedikit, jika ada.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Laporan ini menunjukkan bahwa berbagai tingkat di pemerintahan memberikan informasi menyesatkan tentang efektivitas dari teknik ini," kata Senator Martin Heinrich, anggota Komite Intelijen Senat. "Jika badan rahasia pemerintah ingin beroperasi dalam negara demokrasi, harus ada kepercayaan."

Presiden Obama dan lainnya mengkritik metode interogasi kontroversial yang digunakan CIA dan menyerukan penggunaan beberapa teknik interogasi, seperti waterboarding, melabrak hukum yang memang melarang penyiksaan. Setelah menjabat sebagai presiden, Obama melarang praktek interogasi secara kejam tersebut.

Feinstein mengatakan, ia ingin melihat deklasifikasi ringkasan eksekutif dari laporan, selesai dalam 30 hari. Laporan ringkasan eksekutifnya setebal 480 halaman dan mencakup 20 halaman temuan dan kesimpulan.

Juru bicara CIA Dean Boyd mengatakan, badan tersebut belum menerima versi final laporan komite intelijen untuk meninjau laporan itu, untuk mengetahui mana yang seharusnya tetap dirahasiakan atau tidak. CIA berjanji akan meninjau laporan itu "secepatnya."

"CIA telah mengakui dan belajar dari program RDI (Rendition, Detention and Interrogation) dan telah mengambil langkah-langkah perbaikan untuk mencegah kesalahan seperti itu terjadi lagi," kata Boyd.

Juru bicara Gedung Putih Jay Carney memberikan catatan menjelang pemungutan suara di Komite Intelijen Senat bahwa Obama telah lama secara jelas mengungkapkan bahwa ia ingin laporan itu dibuka kepada publik sehingga masyarakat dapat melihatnya. Namun Carney mengatakan Obama tidak menetapkan batas waktu untuk mempublikasikannya.

USA TODAY | ABDUL MANAN

Berita Lainnya
Dukung Anti-Gay, CEO Mozilla Dipaksa Mundur
5 Fakta tentang Vladimir Putin  
AS Ingatkan Cina Tak Tiru Aneksasi Gaya Rusia  
Lord of The Rings Ikut Cari Pesawat MH370
Pencari Kotak Hitam MH370 Tiba di Lokasi  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.


Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Bupati terpilih Sabu Raijua, NTT, Orient P Riwu Kore menjadi perbincangan setelah disebut-sebut sebagai warga negara Amerika Serikat. Orient mengakui sempat memiliki paspor AS, namun tidak lantas mengubah status kewarganegaraannya. Facebook.com
Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020


Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.


Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.


Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Ilustrasi microchip semikonduktor. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.


Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Sekitar ratusan ribu warga Amerika Serikat turun ke jalan pada Sabtu, 30 Juni 2018, menuntut pemerintahan Presiden Donald Trump mengizinkan imigran masuk dan mempertemukan anak imigran dengan orang tua mereka. Reuters
Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.


Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol


Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Wartawan asal Amerika Serikat, Daniel Pearl, yang tewas dipenggal pada 2002. Sumber: The Times of Israel
Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.


Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

29 Januari 2021

Dokter umum Luisa Vera bereaksi setelah menerima vaksin virus corona (Covid-19) buatan Pfizer-BioNTech di Universitas Kesehatan Indiana, Rumah Sakit Methodist di Indianapolis, Indiana, Amerika Serikat, Rabu, 16 Desember 2020. Kredit: ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan Woolsto/HP/djo/am.
Amerika Serikat Izinkan Pensiunan Dokter Lakukan Vaksinasi Covid-19

Pemerintah Amerika Serikat kini mengizinkan dokter dan perawat yang sudah pensiun untuk memberikan suntikan vaksin Covid-19


Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

27 Januari 2021

Silinder berisi uranium di fasilitas nuklir Fordow, Iran.[IRNA]
Jenderal Israel Minta Joe Biden Tidak Bawa AS Kembali Ke Perjanjian Nuklir Iran

Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi mengatakan hal yang salah jika AS kembali ke perjanjian nuklir Iran