TEMPO.CO, Iquique – Gempa berkekuatan 8,2 skala Richter yang mengguncang Cile pada Selasa, 1 April 2014, membuat kota pelabuhan Iquique hampir lumpuh. Hampir semua toko tutup, kecuali beberapa kios dan supermarket yang menjual kebutuhan dasar.
Sebagian besar warga Iquique telah meninggalkan rumah mereka menuju rumah teman atau kerabat di kota lain yang dianggap lebih aman. Terlebih, gempa susulan masih terus terjadi. Hal ini membuat warga ketakutan akan adanya ancaman tsunami.
“Kami semua berjalan tanpa air,” kata seorang warga, Camilo Fuenzalida, sambil menenteng koper meninggalkan rumahnya.
Menurut laporan Reuters, hari ini Kota Iquique yang biasanya ramai kini seperti kota mati. Tak ada aktivitas pelabuhan seperti biasanya. Sistem transportasi, komunikasi, dan jaringan listrik lumpuh total.
Iquique merupakan kota pelabuhan penting untuk angkutan perjalanan antara Asia dan Amerika Selatan. Gempa dan tsunami kemarin membuat pelabuhan terpaksa ditutup. Sekalipun ada kapal yang diizinkan docking, mereka harus berjuang ekstra karena minimnya tenaga kerja yang sudah mengungsi di wilayah lain.
Sementara itu, pihak keamanan terus berjaga, terutama di pompa bensin dan supermarket untuk mencegah penjarahan. Kepanikan warga pascagempa bisa dimanfaatkan pihak tertentu. Sebelumnya, sekitar hampir 300 tahanan melarikan diri dari penjara wanita Iquique.
ANINGTIAS JATMIKA | REUTERS
Terpopuler
Diguncang Gempa Susulan, Presiden Cile Diungsikan
Dukung Anti-Gay, CEO Mozilla Dipaksa Mundur
AS Ingatkan Cina Tak Tiru Aneksasi Gaya Rusia
Pengungsi Suriah di Lebanon Tembus Satu Juta Orang