TEMPO.CO, Tokyo - Pemerintah Jepang membatalkan rencana perburuan paus tahunan di Antartika. Pembatalan ini adalah kali pertama yang dilakukan negeri Matahari Terbit, selama lebih dari 25 tahun.
Menurut situs berita Guardian, Jepang tak lagi berburu paus setelah pengadilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan perburuan itu sifatnya komersial, namun menggunakan kamuflase ilmu pengetahuan. (Pengadilan PBB Larang Jepang Buru Paus)
"Pemerintah Jepang akan mematuhi putusan pengadilan, namun keputusan itu sungguh mengecewakan," ujar Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Rabu, 2 April 2014.
Sebelumnya, Senin, 31 Maret 2014, utusan Jepang di Pengadilan Internasional, Den Haag, menyatakan menghormati keputusan itu dengan berat hati. "Dan mereka tidak menutup kemungkinan soal program penangkapan paus di masa mendatang," tulis Guardian.
Sementara seorang pejabat perikanan Jepang menyatakan, agenda perburuan paus di Antartika dibatalkan. Namun tidak dengan perburuan paus pada perairan lain. "Seperti di Pasifik utara dan penangkapannya akan sesuai dengan agenda yang dibuat," ujar si pejabat.
Pada 2010, Australia, didukung Selandia Baru, memprotes perburuan paus oleh Jepang di Antartika. Di hadapan hakim, Jepang menggunakan celah hukum tahun 1986 yang melarang perburuan paus untuk komersial, namun tidak bagi ilmu pengetahuan. "Meski begitu, telah menjadi rahasia umum jika daging paus dari perburuan itu berakhir di meja makan," tulis Guardian.
GUARDIAN | THE STAR | NEW YORK TIMES | CORNILA DESYANA