TEMPO.CO, Islamabad - Bekas Presiden Pakistan Pervez Musharraf, yang kini sedang menjalani sidang dengan dakwaan pengkhianatan, lolos dari upaya pembunuhan, Kamis dinihari tadi, 3 April 2014. Peristiwa itu terjadi saat sebuah bom meledak di jalan yang seharusnya dilalui rombongan Musharraf.
Bom itu diletakkan di jalan yang akan dilalui rombongan Musharraf dari rumah sakit tentara di Kota Rawalpindi, tempat dia dirawat sejak Januari lalu, menuju kediaman Musharraf di pinggiran kota Islamabad. (Baca: Musharraf Dilarikan ke Rumah Sakit Akibat Masalah Jantung).
Tak seorang pun terluka akibat insiden itu dan belum ada satu kelompok pun yang menyatakan bertanggung jawab atas insiden tersebut. Namun juru bicara kepolisian Islamabad, Muhammad Naeem, memastikan bahwa bom tersebut ditujukan kepada purnawirawan jenderal tersebut.
"Bahan peledak seberat 4 kilogram yang dipasang dalam sebuah pipa di bawah jembatan meledak 20 menit sebelum rombongan Musharraf melewati tempat itu," kata pejabat senior polisi Pakistan, Liaqat Niazi. "Rombongan Musharraf kemudian mengambil rute alternatif," ujar Niazi.
Ledakan bom ini adalah upaya keempat untuk membunuh sang jenderal. Tiga upaya pembunuhan lain dilakukan saat Musharraf masih berkuasa sejak 1999-2008. Sebelumnya Taliban pernah mengancam akan mengirimkan pasukan pengebom bunuh diri untuk membunuh Musharraf.
Musharraf kembali dari pengasingannya di Dubai pada Maret tahun lalu untuk bertarung dalam pemilihan umum. Namun dia justru dilarang ikut pemilu dan menghadapi serangkaian tuntutan hukum. (Baca: Musharraf Didakwa Membunuh Bhutto).
Banyaknya ancaman pembunuhan menjadi alasan Musharraf berkali-kali menghindari persidangan.
CHANNEL NEWSASIA | SITA PLANASARI AQUADINI
Terpopuler:
Sering Marah-marah, Berapa Tensi Ahok?
Nyaris Separuh Pemilih Inginkan Jokowi Presiden
Keluarga Berlusconi Jual Sahamnya di AC Miilan