Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Assyura dan Makam Imam Hussein

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Karbala: Karbala, itulah tujuanku setelah dua pekan meliput pemilihan umum di Irak. Tentang Karbala, Ibnu Sa'ad salah satu perawi hadits meriwayatkan: Dalam perjalanan menuju shiffin, Imam Ali bin Abi Thalib melewai gurun pasir Karbala. Ia berhenti dan menangis dengan sangat.Ketika ditanya mengapa menangis? Imam Ali mengatakan suatu hari dia mengunjungi Nabi Muhammad SAW dan menemukan beliau sedang menangis. Saat ditanyakan kepada Rasul Allah, apa yang membuat beliau menangis? Nabi Muhammad menjawab "Wahai Ali, (malaikat) Jibril baru saja bersamaku dan memberitahuan kepadaku, bahwa anak (cucu)ku, Hussain, akan syahid di Karbala, suatu tempat di dekat pinggir Sungai Eufrat, ini sangat mengharukan hatiku, sehingga aku tak tahan untuk tidak menangis."Bagi seorang jurnalis dan orang asing tak mudah jalan ke Karbala. Apalagi ditengah kecurigaan, kekerasan dan teror. Pagi-pagi, sekitar pukul 07.00, sopir yang selalu menemaniku, Bassam Sein, sudah menjemputku di hotel. Setelah menitipkan barang-barang besar ke orang Indonesia yang menikah dengan orang Irak, Ahmad Gofar, dengan KIA Sephia biru tua, kami meluncur ke Karbala, 118 kilometer dari ibukota Irak, Baghdad.Jalanan macet, karena rombongan tentara Amerika Serikat menutup dua jalur jalan, masuk menuju Baghdad. Akibatnya satu jalur ke luar Baghdad dipakai menjadi dua jalur. Tampak pasukan AS sedang mengawal hommer, truk, truk tangki dan tank, semuanya dilengkapi senjata yang isinya siap dimuntahkan bila ada gangguan.Menuju Karbala, melewati beberapa kota kecil, Bassam,bekas tentara Garda Republik-nya Saddam Hussein yang kini jadi sopir taksi harus bertanya arah yang benar menuju Karbala saat masuk kota Al-Mahmudiyah. Maklum, penunjuk jalan di Irak sangat minim. Bagi orang Irak sendiri,bahkan seorang sopir seperti Bassam, sangat membingungkan untuk menemukan jalan, apalagi bagi orang asing. Di PasarAl-Mahmudiyah, tampak rombongan tentara AS sedang jalan-jalan, salah seorang yang paling depan nampak menenteng tali mengikuti anjing yang mengendus-ngendusjalan. Beberapa warga yang di dekatnya menyingkir, danwajah mereka tampak geli.Kota kecil lainnya yang dilewati Iskandariyah dan Al-Musayyib. Sepanjang jalan tampak hiasan jalan bergambar Imam Hussain, beberapa di antaranya cuma tulisan Arab gundul "madrasah Ahlul Bayt". Di beberapatempat saat memasuki kota-kota kecil itu polisi memblok jalan, dengan senjata terhunus. Mereka melihat ke dalam mobil yang lewat satu persatu, di beberapa tempat bersama tentara Irak. Bassam hanya membuka jendela mobil, lalu mengucapkan "Assalamualaikum."Di daerah Latifiyah, penjagaan justru ketat, untuk kendaraan yang menuju Baghdad. Beberapa tentara memakaikupluk penutup muka dan rompi anti peluru dengan tulisan ICDC. Rombongan tentara AS sepanjang hampir 2 kilometer berjalan beriringan menuju Baghdad. Melewati jembatan Sungai Eufrat, bulu kudukku berdiri,teringat cerita, saat Imam Hussain menggendong bayi berumur enam bulan, Ali Al-Ashgar, putranya yang kehausan, karena saluran air yang menuju kemahnya ditutup sejak 7 Muharram. Bayi yang menangis kehausan itu, tak sempat menikmati tetesan air Sungai Eufrat, karena keburu mati kena anak panah beracun yang melesat dari busur tentaranya Yazid bin Muawiyah menembus leher bayi itu saat Imam Hussain akan mengambil air dari sungai.Pintu gerbang perbatasan Karbala sudah dekat, sudah tampak lengkungan dan gambar besar Imam Hussain. Pada 7 Muharram 61 Hijiriyah, kuda Imam Hussain secara aneh berhenti dan tidak mau bergerak lebih jauh lagi. Saatitu Imam dan rombongannya berencana menuju Kufah, sekitar 80 kilometer lagi. Setelah berhentinya kuda Imam Hussain menyatakan : "Inilah tanah itu, tanah penderitaan dan penyiksaan."Dalam buku "14 Manusia Suci," terbitan, Pustaka Hidayah, Jakarta, 1990, diceritakan Imam Hussain turun dari udanya dan memerintahkan pengikut-pengikutnya berkemah di tempat itu dengan mengatakan, "disinilah kita akan syahid dan anak-anak kita akan dibunuh. Disini kemah kita akan dibakar dan keluraga kita akan ditawan. Inilah tanah dimana datukku, Rasulullah telah meramalkan, dan ramalannya pasti terpenuhi."Mobil yang membawaku dicegat. Mobil kami diperiksa, aku diinterogasi. Mengetahui aku bukan orang Irak dan jurnalis, Haidar, 28 tahun, polisi itu membawa persoalan ke komandannya. Setelah menunggu setengah jam komandan itu kembali menginterogasi, lalu ia menelepon. "Tunggu konfirmasi dari Karbala," kata sang komandan. Setengah jam kemudian datang dua pemuda tak berseragam dengan mobil Hyundai Accent warna putih dengan plat tertulis exp Dubai, artinya kata Bassam mobil itu diimpor dari Dubai, Uni Emirat Arab.Haidar, polisi kelahiran Najaf dan mengaku pengikut Muqtada Al-Sadr dengan senjata laras panjang masuk kemobil Sephia Bassam. Kami diminta mengikuti mobil Hyundai warna putih itu. Sekitar 15 kilometer, kami memasuki kota Karbala. Polisi itu memasuki kantornya, Al-Abbasiya Police Station, begitu tertulis di gerbang dalam. Menjelang masuk kantor polisi, tampak benar penjagaan yang ketat, beton semen, dan tumpukan pasir. Masuk ke kantor polisi aku justru ngeri, karena selama ini polisi justru yang sering jadi sasaran bom. Masuk ke kantor yang berantakan, dan tampak baru dibangun kembali. Di lantai dua kami kembali dinterogasi, selama hampir dua jam.Disitulah saya melihat kesabaran Bassam, dia seorang sunni membawa orang asing ke daerah syiah. Tuduhan terhadapnya macam-macam, mulai sangkaan Ali Baba (begal) sampai ditanya maksudnya ke Karbala (tempat suci kaum Syiah). Sebagai bekas tentara, Bassam mengikuti saja prosedur polisi yang kesanku bertele-tele, dan mbulet. Salah seorang komandan bernama Sayyid Ahmad, mengatakan kekhawatirannya atas keselamatanku. "Anda kesini tujuannya meliput pemilu ngapain ke sini, pemilu, kan sudah berakhir," katanya.Penjelasanku sebagai jurnalis masih tak bisa diterimanya. Akhirnya aku memakai alasan pribadi. "Ok, ini kuburannya kakek buyutku, masak seorang cucu mau ziarah dihalang-halangi," kataku.Akhirnya diputuskan pasporku ditahan, begitu juga surat-surat Bassam. Seorang polisi menulis sepucuk surat, dari robekan kertas roti, seukuran 3 kartu nama, dalam Bahasa Arab, menulis tanda terima surat-surat kami dan alamat hotel yang harus kami inapi. Tak mudah memang jalan ke Karbala. Aku anggap ini cobaan kecil, dibanding cobaaan yang maha dahsyat yang dialami Imam Hussain. Rencana aku menginap di Karbala, jadi terganggu gara-gara peristiwa tadi. Aku tak merasa nyaman lagi dengan perlakukan polisi. Ternyata, polisi dimana-mana sama saja.Karbala, kini bukan lagi padang pasir, tetapi telahmenjelma menjadi kota. Tak mudah mencari tempat parkir. Akhirnya, mobil kami mendapat tempat di pojok sebuah pasar, sekitar 500 meter dari komplek makam.Tak seperti makam Imam Musa di Kadzimiyah Baghdad yang bebas dari mobil, dan hanya untuk pedesterian. Di dekat pagar kompleks makam, masih tampak mobil lalu lalang. Di depan komplek ada taman kecil, para fotografer amatir menawarkan orang yang mau berfoto.Aku dan Bassam meminta tiga jepretan, foto dengan latar belakang gerbang dan kubah makam Imam Hussain. "Nanti selepas asar bisa diambil di toko di pojok itu," katanya menunjuk sekitar 300 meter ke arah jajaran toko-toko. Setelah bayar kontan 5.000 dinar Irak, aku masuk ke ke komplek makam. Sebelum masuk HP-harus dititipkan di sebuah tempat penitipan.Sebelum masuk ke gerbang kami harus antri melewati tiang-tiang besi dan pemeriksaan badan. Di pintu gerbang orang berdoa, ada yang mencium-cium pintu gerbang yang wangi. Setelah gerbang selasar luas berlantai marmer di beberapa tempat terhampar karpet, tampak orang salat dan sekadar duduk-duduk. Di beberapa bagian, tenda-tenda hitam dipasang untuk prosesi perkabungan karbala. Sebelum masuk ke pintu berikutnya, sepatu harus dititipkan.Di depan gerbang pengunjung bisa membaca doa yang tercantum di sisi kiri dan kanan gerbang itu. MakamImam Hussain terkurung paar perak, harum wangi menyebar dari makam itu. Di dalamnya banyak sekali uang dari berbagai negara, kertas-kertas, kain-kain, dan obat-obatan. Mungkin orang minta sesuatu. Aku memasukkan kartu nama Tempo ke dalam makam Imam Hussain.Assyura berasal dari kara asyroh, sepuluh. Alkisah, pada waktu fajar 10 Muharram 61 Hijiriyah, Imam Hussain melihat pasukan Yazid, sang komandan Umar bin Sa'admemerintahkan pasukannya bergerak menyerang kemah ImamHussain. Melihat itu Imam Hussain segera mengumpulkanpengikut-pengikutnya. "Hari ini Allah telah mengijinkan kita untuk melaksanakan perang suci, dan Dia akan memberikan pahala atas kesyahidan kita. Maka siapkanlah diri kalian untuk berperang melawan musuh Islam dengan kesabaran dan perlawanan," katanya."Wahai para putra orang-orang mulia dan mempunyai harga diri, bersabarlah. Kematian tak lain hanyalah jembatan yang harus kalian seberangi setelah menghadapi cobaan dan godaan, untuk mencapai surga dan kesenangan," ujar Imam Hussain. Ajakan dan pidato Imam Hussain menuju ke-syahid-an, disambut para pengikutnya. "Wahai pemimpin, kami siap untuk membela Anda dan ahlul bait Anda, serta siap mengorbankan jiwa kami untuk Islam," katanya serempak.Seorang demi seorang keluar dari lingkungan kemah danbereparang melawan tentara Yazid. Mereka gugur satupersatu di Padang Karbala. Tangan Imam Hussain tertembus panah saat memegang bayi berusia enam bulan yang akan diberi minum air Sungai Eufrat. Imam Hussain lalu bertempur dengan pasukan yang bengis itu. Pasukan Yazid berhasil membunuh Imam Hussain, mereka menusuk dan memotong kepalanya. Lalu dengan tombak potongan kepala itu dibawa keliling padang tandus itu, sambil menyebut "Allahu Akbar."Aku jadi teringat lagu dalam sebuah album kaset Iwan Fals, yang kebetulan aku bawa dan diputar sepanjang jalan menuju Karbala. "Orang bicara cinta, atas nama tuhannya, sambil mereka membunuh, membantai berdasarkan keyakinannya."Aku berdoa, teringat akan cerita sejarah pembantaianitu. Aku menangis atas kekejaman manusia, tetapi akugembira mengingiat keberanian mereka untuk syahid. Kulihat orang-orang menangis tersedu-sedu, di tempat lain yang tak kelihatan suara perempuan menjerit-jerit, menambah syahdu kompleks makam itu. Aku salat sunnah duarakaat, membaca doa ziarah dan berdoa semoga bisa diajak bersama beliau di tempat yang indah di akhirat nanti.Tak terasa sejam lebih aku berada di dalam kompleksmakam itu. Keluar menuju penitipan sepatu, saat saya akan membayar, ditolak. "Jangan, saya kerja untuk Imam Hussain," katanya. Ucapan yang sama juga saat mengambilhandphone.Di luar komplek, saya membeli dua lusin tanah karbala yang sudah dikeraskan. Biasanya tanah itu digunakan penganut syiah untuk bersujud saat salat. Di luar juga dijual bebagai macam asesoris untuk perkabungan Imam Hussain, seperti kaky sepanjang setengah lengan, dengan rantai tajam setengah meter. Pada hari perkabungan di Karbala alat itu dipakai untuk dipukul-pukulkan ke tubuh para pengikut prosesi itu, untuk merasakan kesakitan penderitaan Imam Hussain. Penyakitan diri sendiri itu membuat tubuh mereka berdarah-darah, serupa seperti yang biasa dipraktikkan di Filipina dan Amerika Selatan, yang menyalib diri dan memantekan paku ke kayu salib, seperti penderitaan Yesus Kristus disalib penguasa kejam.Aku mampir juga ke makam Imam Abbas, yang ikut terbantai di Karbala pada saat membela Imam Hussain. Kompleks makamnya, hanya berjarak 200 meter. Akhirnya, aku memutuskan tidak menginap di Karbala. Kami langsung menuju Najaf tempat makam Imam Ali bin Abi Thalib, ayahnya Imam Hussain. Sebelum ke Najaf, aku mampir di tempat foto. Ternyatatukang foto amatir itu belum menyerahkan foto ku di tempat foto. Pada penjaga foto itu, aku menitipkan, agar fotoku yang sudah jadi itu dimasukkan saja ke makam Imam Hussain. Kami harus kembali ke kantor polisi memgambil kembali paspor dan tanda pengenal.Hampir sejam kami menunggu Sayyid Ahmad, sang komandan. Ia mengringi dan mengatarkan kami dengan mobilnya sampai perbatasan wilayah provinsi Karbala.
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


ISIS Terusir, 2.100 Jasad Manusia Ditemukan di Mosul  

10 September 2017

Seorang pria melihat bangunan Masjid Agung al-Nuri yang hancur di Mosul, Irak, 5 Agustus 2017. Masjid Al-Nuri dan menara miring Al-Hadba merupakan ciri khas kota Mosul dan memegang sejarah penting dalam pendudukan ISIS di Irak. REUTERS/Suhaib Salem
ISIS Terusir, 2.100 Jasad Manusia Ditemukan di Mosul  

Lebih dari 2.100 jasad warga sipil ditemukan di sebagian Kota Mosul, setelah kota ini dinyatakan bersih dari ISIS.


Begini Cerita Tentara Irak Buru Milisi ISIS Pembunuh Ayahnya

23 Juli 2017

Anggota tentara Irak berjalan didepan reruntuhan Masjid Agung al-Nuri di Mosul, Irak, 2 Juli 2017. Militan ISIS menempelkan peledak pada dinding dan menara masjdi agung yang didirikan pada 850 tahun lalu. REUTERS/Erik De Castro
Begini Cerita Tentara Irak Buru Milisi ISIS Pembunuh Ayahnya

Tentara Irak ini mengklaim telah membunuh satu dari orang anggota ISIS yang membunuh ayahnya


Berkunjung ke Bar Pertama Dibuka Setelah ISIS Terusir dari Mosul  

22 Juli 2017

Seorang pria minum di bar di kota Qaraqosh, di selatan Mosul, Irak, 18 Juli 2017. REUTERS/Thaier Al-Sudani
Berkunjung ke Bar Pertama Dibuka Setelah ISIS Terusir dari Mosul  

Sebuah bar di kota Qaraqosh, Mosul, Irak kembali dibuka untuk menandai kehidupan mulai berjalan normal setelah ISIS terusir dari kota itu.


Remaja Putri Jerman Ditemukan di Mosul, Jadi Polwan ISIS

20 Juli 2017

Dalam serial ini juga diceritakan tentang seorang wanita yang bergabung dengan ISIS di Irak setelah 20 tahun gagal mendapatkan suami di kampung halamannya, Kuwait. Wanita itu lalu berharap bergabungnya dia dengan ISIS bisa menjadi istri salah seorang anggota kelompok itu. MBC Group/Handout via REUTERS
Remaja Putri Jerman Ditemukan di Mosul, Jadi Polwan ISIS

Seorang remaja putri kelahiran Jerman yang dinyatakan hilang dan diduga bergabung dengan ISIS, telah ditemukan di Mosul, Irak.


Irak Pastikan Pemimpin ISIS Abu Bakr Al Baghdadi Masih Hidup

17 Juli 2017

Abu Bakr al-Baghdadi. mirror.co.uk
Irak Pastikan Pemimpin ISIS Abu Bakr Al Baghdadi Masih Hidup

Pemerintah Irak memastikan pemimpin kelompok Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS, Abu Bakr Al Baghdadi, masih hidup.


Sadis, Milisi ISIS Dilempar ke Jurang di Irak

14 Juli 2017

Sadis, Milisi ISIS Dilempar ke Jurang di Irak

Sejumlah pria berseragam tentara Irak melempar seorang milisi ISIS ke jurang dan kemudian menembaknya


Begini Kisah Anak Mosul Dipaksa ISIS Mutilasi Sandera Hidup-Hidup

12 Juli 2017

Aanak-anak mengantre mendapat makanan di dapur umum setelah berakhirnya pertempuran antara pasukan Irak dengan militan ISIS di distrik Tayaran di Mosul barat, Irak, 30 April 2017. REUTERS
Begini Kisah Anak Mosul Dipaksa ISIS Mutilasi Sandera Hidup-Hidup

Milisi ISIS memaksa anak-anak di Mosul untuk membunuh sandera, jika tidak keluarga para bocah itu lah yang akan dibunuh.


Mosul Bebas Dari ISIS, Pemimpin Dunia Ucapkan Selamat Kepada Irak

12 Juli 2017

Sejumlah polisi Federal Irak berpose saat merayakan keberhasilannya  menyingkirkan ISIS dari Mosul di Irak, 9 Juli 2017. ISIS merebut Mosul pada Juni 2014 dan kemudian menguasai lebih banyak kawasan di Irak dan memproklamasikan 'kekhalifahan' d Irak dan Suriah. REUTERS/Alaa Al-Marjani
Mosul Bebas Dari ISIS, Pemimpin Dunia Ucapkan Selamat Kepada Irak

Sejumlah pemimpin dunia menyatakan selamat kepada Irak atas pembebasan Mosul dari ISIS


Murid Sekolah di Irak Menyerang Guru dengan Pisau dan Granat

4 Juli 2017

Seorang guru memimpin murid-muridnya untuk memasuki kelas di sekolah dasar di timur Mosul, Irak, 17 April 2017. REUTERS/Marko Djurica
Murid Sekolah di Irak Menyerang Guru dengan Pisau dan Granat

Menurut polisi Irak, para guru tersebut ditusuk, dipukuli, ditendang dan rumahnya dilempari granat oleh para murid.


Irak Tegaskan Kekuasaan ISIS Berakhir

30 Juni 2017

Sejumlah bocah pengungsi bermain saat merayakan Hari Raya Idul Fitri di Mosul, Irak, 25 Juni 2017. REUTERS/Alaa Al-Marjani
Irak Tegaskan Kekuasaan ISIS Berakhir

Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi menyatakan kekuasaan ISIS di Irak berakhir setelah pasukan militer Irak menguasai kembali masjid tua di Mosul.