Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sensus Pertama di Myanmar, Rohingya Tak Diakui

image-gnews
18 belas pengungsi rohingya yang sebagian besar anak-anak dan wanita ini mengungsi di Gedung LBH Jakarta, (09/07). Mereka mengharapkan dan meminta bantuan LBH Jakarta untuk mencari suaka ke Australia. TEMPO/Dasril Roszandi
18 belas pengungsi rohingya yang sebagian besar anak-anak dan wanita ini mengungsi di Gedung LBH Jakarta, (09/07). Mereka mengharapkan dan meminta bantuan LBH Jakarta untuk mencari suaka ke Australia. TEMPO/Dasril Roszandi
Iklan

TEMPO.CO ,Yangon: Myanmar mengadakan sensus penduduk secara nasional mulai dari 30 Maret sampai 10 April 2014. Ini sensus pertama dalam 30 tahun terakhir. Sensus diselenggarakan oleh Kementerian Imigrasi dan Populasi Myanmar.

Petugas sensus mengajukan 40 pertanyaan kepada setia penduduk dan rumah tangga dengan tujuan memberikan pemerintah informasi yang terbaru dan akurat di bidang  sosial, ekonomi, dan demografi.  "Hal ini akan kami lakukan demi memberikan manfaat kepada negara kami tanpa merusak perdamaian dan stabilitas Myanmar," kata Menteri Imigrasi dan Populasi, Khin Yi seperti dilansir Eleven Myanmar, Minggu, 30 Maret 2014.

Namun, pelaksanaan sensus mendapat perlawanan dari kelompok etnis. Kelompok etnis Budha Rakhine telah menyuarakan ancaman untuk memboikot sensus karena curiga etnis muslim Rohingya masuk dalam daftar sensus.(Baca:Thailand Telah Deportasi 1.300 Pengungsi Rohingya)


Kelompok yang tergabung dalam Komite Seluruh Warga Rakhine untuk Sensus (ARCC)  menolak  Rohingya diakui sebagai etnis legal di Myanmar."Begitu kami menerima konfirmasi bahwa kebutuhan kami dipenuhi, kami akan menghentikan aksi boikot kami,' kata Than Htun mewakili ARCC kepada Democratic Voice of Burma, Minggu, 30 Maret 2014.

Dalam daftar sensus sudah dicantumkan kode nomor etnis yang resmi diakui pemerintah yakni 135 etnis. Nama etnis Rohingya tidak tercantum didalamnya. Pemerintah Myanmar tegas menolak untuk memasukkan etnis Rohingya dalam daftar sensus. (Baca: Myanmar Tolak Akui Kewarganegaraan Rohingya)
 
"Hal utama adalah jika seseorang mengatakan dirinya Rohingya saat diajukan pertanyaan di rumahnya, maka kami tidak akan menerimanya. Kami akan memasukkannya sebagai etnis Bengali atau dalam daftar nama kode etnis khusus lainnya. Kami tidak akan meregistrasinya ketika mereka mengakui orang Rohingya," kata juru bicara pemerintah Myanmar, Ye Htut.  
 
Pemimpin komunitas muslim di Aung Mingalar, pemukiman sekitar 4 ribu etnis Myanmar di Sittwe, mengatakan etnis Rohingya tidak akan memboikot sensus meski mereka tidak puas. Lagipula tidak ada pilihan bagi mereka kecuali berjuang di komunitas internasional. (Baca:PBB Kutuk Kekerasan terhadap Muslim Myanmar)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sensus pertama kali diadakan di Myanmar pada masa rezim diktator militer berkuasa dibawah kepemimpinan Ne Win pada tahun 1973. Sebanyak 28,92 juta rakyat Myanmar terdaftar dalam sensus. 

Sepuluh tahun kemudian, Myanmar kembali menggelar sensus. Saat itu jumlah populasi penduduk Myanmar menjadi 35,3 juta jiwa. Dan, pada 2013, jumlah penduduk Myanmar diperkirakan 61,57 juta jiwa.



ELEVEN MYANMAR |DEMOCRATIC VOICE OF BURMA | BBC |  MARIA RITA HASUGIAN

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

29 Januari 2021

Pendukung Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) memegang foto konselor Myanmar Aung San Suu Kyi ketika menunggu hasil penghitungan suara pemilu Myanmar di markas partai di Yangon, Myanmar, 8 November 2020.[REUTERS]
Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi


Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

10 Februari 2018

Ke-10 pria Rohingya yang ditangkap sebelum dibantai warga Buddha dan tentara Myanmar di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 2 September 2017. Di antara 10 pria Rohingya tersebut merupakan nelayan, penjaga toko, seorang guru agama Islam dan dua remaja pelajar sekolah menengah atas berusia belasan tahun. Laporan pembantaian ini ditulis oleh dua wartawan yang kini diadili pemerintah pimpinan Aung San Suu Kyi. REUTERS
Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.


Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

27 September 2017

Seorang bocah Rohingya menangis di tengah antreatn saat berdesakan untuk mendapatkan bantuan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 25 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.


Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

26 September 2017

Suasana antrean pengungsi Rohingya untuk mendapatkan bantuan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 25 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.


Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

26 September 2017

Seorang anak pengungsi muslim Rohingya digendong ibunya saat berdesak-desakan untuk mendapatkan bantuan makanan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 21 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.


Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

25 September 2017

Sidang perdana tim pencari fakta PBB untuk Rohingya di Jenewa, 19 September 2017. Yuyun Wahyuningrum
Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.


Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

23 September 2017

Petugas mendata pengungsi Rohingya sebelum membagikan paket bantuan dari Indonesia di kamp pengungsian Thaingkali, Ukhiya, Bangladesh, 21 September 2017.  Bantuan kemanusiaan dari Indonesia telah sampai di Bangladesh dalam 8 kali pengiriman dengan pesawat
Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.


Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

6 September 2017

Penduduk desa Hindu berteduh di sebuah kuil di Myoma Ward Myhum Town, Myanmar. Hindu Youth Relief Group
Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.


Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

5 September 2017

Pesawat Myanmar yang hilang. Facebook/Commander in Chief Office
Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.


Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

27 Agustus 2017

Sejumlah warga negara Amerika Serikat mengikuti parade ASEAN di Silang Monas, 27 Agustus 2017. TEMPO/Maria Fransisca
Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.