Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Virus Ebola Tewaskan 59 Warga Guinia

Editor

Natalia Santi

image-gnews
Virus Ebola. Wired.co.uk
Virus Ebola. Wired.co.uk
Iklan

TEMPO.COCONAKRY –  Lama tak terdengar kabarnya, Ebola, virus penyakit yang sangat menular dan mematikan, kembali merebak di Afrika. Kementerian Kesehatan Guinea melaporkan sedikitnya 59 warganya tewas. Virus itu juga dikhawatirkan telah menyebar ke negara tetangganya, Sierra Leone.

Penyakit mematikan itu ditemukan di tiga kota di wilayah tenggara dan ibu kota Guinea, Conakry, sejak 9 Februari lalu.  “Ini jelas demam Ebola. Laboratorium di Lyon, Prancis, memastikan informasi ini,” kata Damantang Albert Camara, juru bicara pemerintah Guinea, seperti dilansir Reuters, Sabtu lalu.

Dr. Sakoba Keita, Kepala Pencegahan Penyakit Menular dan Epidemi di Kementerian Kesehatan Guinea mengatakan, tercatat 80 pasien diduga menderita Ebola, termasuk 59 yang berakibat kematian. “Tidak semua kasus terkait Ebola, beberapa terkena disentri akut,” kata Keita.

Pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, gejala penyakit serupa seperti demam, diare, muntah, dan pendarahan, juga terjadi di Sierra Leone, yang berbatasan dengan Guinea.

Kepala Medis Sierra Leone, Dr. Brima Kargbo mengatakan, otoritas setempat sedang menyelidiki kasus anak laki-laki berusia 14 tahun yang tewas di Kota Buedo, Distrik Kailahun. Anak itu jatuh sakit setelah  menghadiri pemakaman seorang kerabatnya di Guinea.

Tim medis sudah dikirim untuk menguji orang-orang yang berhubungan dengan anak itu sebelum meninggal dunia. Kelompok aktivis dokter, Medecins Sans Frontieres, telah mengirim tim yang terdiri atas 24 dokter dan perawat,  33 ton obat-obatan dan peralatan, untuk mendirikan klinik kesehatan di tiga kota yang terindikasi di Guinea.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Ini penting untuk mencegah penyebaran penyakit yang sangat menular,” kata Dr. Esther Sterk, penasihat kesehatan tropis dari Medecins Sans Frontieres.

Menurut WHO, ebola adalah salah satu penyakit yang paling mematikan yang disebabkan oleh virus. Belum ada vaksin dan pengobatan yang bisa dilakukan. Virus itu pertama kali ditemukan di Sudan dan Kongo pada 1976. Virus diduga menular ke manusia dari hewan yang sakit seperti simpanse, gorilla, monyet, antelop hutan, dan kelelawar buah.

Virus sangat mudah menular lewat kontak langsung dengan arah, cairan tubuh dan jaringan penderita. Ebola kerap ditemukan di Kongo, Uganda, Sudan Selatan, dan Gabon.

AL JAZEERA | REUTERS | RUSSIA TODAY | NATALIA SANTI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Segudang Manfaat Buah Bidara Upas, Penyembuh Radang Usus Buntu hingga Diabetes

4 Juli 2023

Ilustrasi daun bidara. Shutterstock
Segudang Manfaat Buah Bidara Upas, Penyembuh Radang Usus Buntu hingga Diabetes

buah bidara dipercaya berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit


Punya Hewan Peliharaan, Awas Tertular Penyakit Berikut

8 Februari 2021

Ilustrasi adopsi anjing dan kucing. Salemcountyhumanesociety.org
Punya Hewan Peliharaan, Awas Tertular Penyakit Berikut

Punya hewan peliharaan memang menghibur. Tapi awas, mereka juga bisa menularkan penyakit kepada pemiliknya.


Banjir Lagi, Waspadai Penyakit Akibat Virus dan Jamur Berikut

8 Februari 2021

Petugas BPBD DKI Jakarta mengevakuasi korban banjir di RT11 RW05 Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur, menggunakan perahu karet, Minggu (7/2/2021). Banjir terjadi akibat luapan Kali Ciliwung. (ANTARA/HO-BPBD DKI).
Banjir Lagi, Waspadai Penyakit Akibat Virus dan Jamur Berikut

Banjir selalu menyisakan berbagai masalah, bukan hanya kotoran dan lumpur tapi juga beragam penyakit akibat virus dan jamur.


Mengenal Vertigo, Penyakit Penyebab Wafatnya Rektor Paramadina

7 Februari 2021

Firmanzah, Rektor Paramadina. Facebook
Mengenal Vertigo, Penyakit Penyebab Wafatnya Rektor Paramadina

Rektor Paramadina, Firmanzah, wafat karena vertigo. Penyakit ini banyak dialami orang tapi kurang dipahami bahayanya.


Cegah Stroke dengan Selalu Gembira dan Aktif

7 Februari 2021

Ilustrasi stroke. healthline.com
Cegah Stroke dengan Selalu Gembira dan Aktif

Dokter mengatakan membangkitkan rasa gembira dan bahagia merupakan cara efektif serta mudah yang dapat dilakukan untuk mencegah stroke.


Hindari Faktor Pemicu Kanker, Dokter Beri Saran

6 Februari 2021

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Hindari Faktor Pemicu Kanker, Dokter Beri Saran

Dokter menjelaskan penyebab penyakit kanker dan faktor pemicu yang sebenarnya bisa dihindari, termasuk memilih gaya hidup sehat.


Pentingnya Peran Bidan sebagai Garda Terdepan Deteksi Kanker Payudara

2 Februari 2021

Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock.com
Pentingnya Peran Bidan sebagai Garda Terdepan Deteksi Kanker Payudara

Bidan sebagai tenaga kesehatan yang berada di tengah masyarakat dan lini terdepan pelayanan kesehatan pun harus paham deteksi dini kanker payudara.


Sering Terlambat Terdeteksi, Ini Pesan Pakar tentang Kanker Payudara

2 Februari 2021

Ilustrasi kanker payudara (pixabay.com)
Sering Terlambat Terdeteksi, Ini Pesan Pakar tentang Kanker Payudara

Pakar mengingatkan perlunya mengenali gejala kanker payudara lebih dini untuk menurunkan risiko keparahan penyakit dan mempercepat penyembuhan.


5 Penyakit dengan Kasus Kematian Tertinggi yang Perlu Diwaspadai

25 Januari 2021

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
5 Penyakit dengan Kasus Kematian Tertinggi yang Perlu Diwaspadai

Indonesia mengalami kenaikan jumlah prevalensi penyakit tidak menular dan menjadi penyebab kematian tertinggi. Penyakit apa saja itu?


Radang Usus Kronis dan GERD Tak Sama, Pakar Jelaskan Bedanya

24 Januari 2021

Gangguan asam lambung.
Radang Usus Kronis dan GERD Tak Sama, Pakar Jelaskan Bedanya

Jangan samakan GERD dengan radang usus kronis atau IBD meski sama-sama menyerang lambung. Simak penjelasan pakar berikut.